Advertorial

Benar-Benar Tak Tahu Malu, Berulang Kali Diperingatkan Untuk Tidak Nyelonong Wilayah Ini, China Masih Saja Nekat Sampai Buat Negara Ini Pasrah, 'Kapal China Memperkosa Kami'

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Tetapi China dengan beraninya memasuki wilayah lautan tersebut untuk menangkap ikan, sehingga membuat pemerintah setempat kesal.
Tetapi China dengan beraninya memasuki wilayah lautan tersebut untuk menangkap ikan, sehingga membuat pemerintah setempat kesal.

Intisari-online.com - Sudah banyak sekali kejadian di mana China nekat nyelonong ke wilayah perairan orang lain.

Bahkan Indonesia pun kerap kali menjadi korban penyelonongan oleh kapal China.

Misalnya beberapa waktu sebelumnya, kapal China tertangkap basah memasuki wilayah perairan Natuna, dengan dalih melakukan patroli.

Karena dianggap melanggar kedaulatan, kapal China itu pun akhirnya diusir oleh Indonesia.

Baca Juga: Trump Disebut Merangkul Setiap Diktator Akibatnya Korea Utara Kini Memiliki Lebih Banyak Rudal Mematikan Gara-gara Trump, Kok Bisa?

Tak hanya Indonesia, ternyata banyak negara yang kerap diselonongi oleh China, bahkan negara dari benua Amerika ini.

Sejak Juni 300 kapal penangkap ikan Tiongkok dengan banyak kapal seberat 1.000 ton ditangkap karena nyelonong ke wilayah perairan Galapagos.

Galapagos, adalah wilayah yang merupakan bagian dari kedaulatan negara Ekuador.

Tetapi China dengan beraninya memasuki wilayah lautan tersebut untuk menangkap ikan, sehingga membuat pemerintah setempat kesal.

Baca Juga: Membandel dan Seakan Tak Ada Habisnya , Kini Muncul 137 Kasus Baru Covid-19, China Langsung Tes 4,75 Juta Warga Xinjiang

Menurut South China Morning Post, pada Senin (26/10/20), pada 24 Oktober, 300 kapal penangkap ikan nyelonong masuk wilayah tersebut.

Mereka menunggu di daerah sekitar Galapagos, dan siap menangkap kehidupan laut ketika bermigrasi ke selatan perairan lepas pantau Peru dan Chili.

Menurut beberapa perkiraan, China memiliki armada penangkap ikan lepas sebanyak 17.000 kapal terlibat dalam konflik penangkapan ikan di lepas pantai Afrika Barat, Argentina, hingga Jepang.

Armada ini tak tahu malu dan berulang kali nyelonong di wilaya perairan orang, dan membuat resah penduduk Peru serta Ekuador.

Padahal dua negara ini, sangat bergantung pada penangkapan ikan di wilayah tersebut.

"Ini adalah serangan terhadap sumber daya kami," kata Angel Yanez Vinueza, walikota negara bagian Santa Cruz (Ekuador).

"Dengan sampah plastik mereka turun dari kapal Mereka 'memperkosa' Galapagos '," katanya.

Baca Juga: Rasakan Khasiat Luar Biasa Ini, Anda Cukup Meletakkan Bawang Putih di Telinga, Bisa Segera Dicoba!

Sejak musim panas lalu, jumlah kapal meningkat drastis. Pada akhir Agustus, Ekuador harus meminta Penjaga Pantai AS untuk membantu patroli angkatan lautnya di daerah tersebut.

Kapten Brian Anderson, komandan kapal Penjaga Pantai Bertholf (AS), mengatakan China telah memuat kapal tanker minyak, mengisi bahan bakar kapal lain.

Dia mencatat bahwa armada memiliki semua yang dibutuhkan untuk bertahan selama berbulan-bulan tanpa harus kembali ke pelabuhan asalnya.

Menurut dia, beberapa kapal Tiongkok tidak melaporkan lokasi tepatnya, namun karena tidak ada yurisdiksi di kawasan tersebut, US Coast Guard hanya bisa memantau kapal-kapal tersebut.

Sementara itu, China percaya bahwa mereka memiliki "toleransi nol" untuk penangkapan ikan ilegal.

Dalam pernyataan tertanggal 23 Juli, Kedutaan Besar China di Quito mengatakan Beijing menghormati tindakan Ekuador untuk melindungi lingkungan dan melestarikan sumber daya laut.

Tetapi menurut John Serafini, kepala eksekutif perusahaan analitik data komersial dan pertahanan yang berbasis di Virginia, mengatakan penelitian perusahaannya bergantung pada frekuensi radio dan citra satelit untuk diproses.

Baca Juga: Bukan Emas, Inilah Harta Karun Raja Sulaiman yang Paling Diincar oleh Orang Yahudi, Sungguh 'Sakral' dan Keberadaan Diyakini di Bawah Masjid Al-Aqsha

Pergerakan tersebut telah menunjukkan banyak sinyal mencurigakan yang datang dari dalam area tersebut musim panas ini.

Pada 2017, sebuah kapal nelayan Tiongkok yang diblokir di lepas pantai Galapagos ditemukan membawa 300 ton ikan, di mana puluhan ribu hiu ditangkap secara ilegal.

Wali Kota Vinueza mengatakan, kehadiran armada yang berkelanjutan merupakan serangan terhadap konservasi dan mata pencaharian penduduknya, terutama dalam menghadapi kehancuran ekonomi yang diderita oleh taman tersebut.

Kepulauan Galapagos di Ekuador terkenal dengan situs menyelam yang oleh penduduk setempat dikenal sebagai "arena ikan".

Di sini, di perairan Pasifik yang sejuk, ribuan ikan berwarna-warni berenang di sekitarnya, lobster menjulurkan janggut panjang mereka dari tebing, lumba-lumba serta berbagai macam jenis ikan ada.

Ilmuwan Charles Darwin mencatat kekayaan flora di dekat pulau-pulau ini pada awal 1800.

Artikel Terkait