"Saat suami meninggal dunia, anak menjual tanah itupun tidak memberitahukan kepada saya. Saat itu saya menangis ketika mendengar dari orang bahwa tanah di tempati tinggal dijual Sikking Rp 20 juta," kata Saparia dengan bola mata memerah, saat ditemui Kompas.com, di rumahnya Senin (19/10/2020).
Sejak menjual tanah sang ibu, menurut Saparia anak sulungnya itu tidak pernah membesuknya.
"Sikking tidak ada tobat-tobatnya. Setelah menjual tanah tidak pernah ke sini membesuk. Untung saja suami Hamina membiarkan saya numpang di lahannya membangun rumah yang saya tempati saat ini," tutur Saparia.
Beli susu sachet untuk menahan lapar
Untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, Saparia bekerja sebagai pemulung.
Ia akan berjalan kaki meninggalkan rumah sekitar pukul 05.00 Wita dan pulang siang hari.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR