Laporan PBB baru-baru ini mengklaim ekspor turun dari $ 2,63 miliar pada 2016 menjadi hanya $ 200 juta pada 2018.
Selain itu, terlepas dari pidato Kim, para analis menyuarakan keprihatinan tentang situasi hak asasi manusia di negara tersebut.
Sean King, pakar Asia di Park Strategies, menuduh Kim menggunakan "air mata buaya dan permintaan maaf" dalam cara yang strategis.
Sementara itu, Greg Scarlatoiu, direktur eksekutif Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara, mengatakan Kim telah mengambil sikap "kemanusiaan rakyat".
Namun, dalam laporan PBB, direktur tersebut memperingatkan situasi di Korea Utara telah diperburuk oleh pandemi virus corona.
Laporan tersebut menambahkan: “Situasi hak asasi manusia di Republik Demokratik Rakyat Korea tetap sangat serius tanpa adanya tanda-tanda perbaikan atau kemajuan dalam memajukan keadilan dan pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia.
Baca Juga: Wah, Ternyata Akan Ada Hikmahnya Buat Indonesia Jika Biden Kalahkan Trump di Pilpres AS, Apa Itu?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR