Advertorial
Intisari-Online.com - Atas undanganMenteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper, Menteri Pertahanan IndonesiaPrabowo Subianto akan terbang AS.
Bahkan keduanya dilaporkan akan bertemu di Pentagon.
Apa yang akan dibicarakan oleh keduanya?
Seorang pejabat pemerintahan Indonesia yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa salah satu daftar keinginan Jakarta adalah road map untuk mendapatkan jet tempur F-35.
Sekalipun demikian, pejabat itu mengaku kurang optimistis AS akan memberikan karpet merah bagi Indonesia untuk mendapatkan salah satu jet tempurnya.
"Jujur, kami tidak berharap banyak," ungkap pejabat itu.
Miliki 3 varian
Melansir laman f35.com, jet tempur F-35 merupakan pesawat buatan perusahaan Lockhee Martin.
Pesawat ini memiliki tiga varian yakni F-35A, F-35B, dan F-35C. Varian F-35A memiliki tipe conventional take off and landing (CTOL).
Tipe pesawat ini khusus digunakan oleh angkatan udara.
Pesawat ini membutuhkan landasan pacu yang panjang saat tak eff maupun landing.
F-35A adalah pesawat tempur multiperan yang gesit, serbaguna, dan berkinerja tinggi yang memberikan kemampuan yang tak tertandingi dan kesadaran situasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Paket sensor canggih F-35A dirancang untuk mengumpulkan dan mendistribusikan lebih banyak informasi daripada pesawat tempur mana pun.
Sementara itu, F-35B memiliki kemampuan lepas landas dalam jarak pendek dan dapat mendarat secara vertikal atau short take off and vertical landing (STOVL).
Kapasitas F-35B juga lebih ringan sepertiga dari F-35A.
Pengoperasian F-35B STOVL dimungkinkan melalui sistem berpenggerak poros yang dipatenkan Rolls-Royce dan mesin yang dapat berputar 90 derajat ketika dalam mode lepas landas pendek atau pendaratan vertikal.
Jet ini memiliki ruang senjata internal yang lebih kecil dan kapasitas bahan bakar internal yang lebih sedikit daripada F-35A, dan menggunakan metode probe-and-drogue pengisian bahan bakar udara.
Diklaim lebih kuat
Varian berikutnya, yakni F-35C, memiliki sayap yang lebih lebar dan bisa dilipat.
Pesawat ini cocok untuk diangkut di kapal induk Angkatan Laut.
F-35C menggabungkan kemampuan unik untuk beroperasi dari dek kapal induk dengan kemampuan siluman generasi ke-5 yang tak tertandingi.
Roda jet tempur varian ketiga ini diklaim lebih kuat daripada varian lainnya.
Sensor yang menyatu, dan keandalannya, menjadikan F-35C sebagai pesawat tempur penyerang saat perang di masa depan.
F-35C juga memiliki kapasitas bahan bakar internal terbesar dari tiga varian F-35, dan juga membawa hampir 20.000 pon bahan bakar internal untuk jarak yang lebih jauh dan keandalan yang lebih baik daripada pesawat tempur lain dalam konfigurasi tempur.
Sederet kecanggihan
Sensor, informasi, dan sistem senjata terintegrasi F-35 memberi pilot keuntungan atas potensi ancaman pesawat tempur garis depan.
Pesawat tempur generasi ke-5 seperti F-35 dan F-22 ini, memiliki radar cross-section (RCS) yang lebih kecil dibandingkan dengan pesawat lawas.
Hal itu memiliki keuntungan karena RCS yang lebih besar, yang berarti mereka dapat lebih mudah dideteksi oleh radar musuh.
Dengan hal itu, pilot pesawat tempur generasi ke-5 dapat melihat pesawat musuh terlebih dahulu dan mengambil tindakan mematikan yang menentukan dari jarak dekat.
Kecanggihan fitur, arsitektur, sensor, dan sambungan komunikasi yang fleksibel menjadikan F-35 aset yang sangat diperlukan dalam kekuatan militer negara.
Dibekali juga alat perang elektronik yang canggih atau advanced electronic warfare (EW), memungkinkan F-35 pilot untuk mencari dan melacak pasukan musuh, radar selai dan mengganggu serangan dengan efektivitas tak tertandingi.
Data yang dikumpulkan oleh sensor pada F-35 akan segera dibagikan dengan komandan mereka yang ada di laut, di udara atau di darat.
Pesawat siluman F-35 yang sangat low-observable (VLO) memungkinkannya memasuki area wilayah udara yang dipertahankan dengan aman tanpa terlihat oleh radar yang tidak dapat dihindari oleh generasi ke-4 dan jet tempur sebelumnya.
Kombinasi fitur siluman, teknologi radar active electronically-scanned array (AESA), dan kemampuan pesawat untuk membawa komponen penuh dari gudang senjata dan bahan bakar secara internal, memungkinkan pilot F-35 untuk menyerang target pada jarak yang lebih jauh tanpa terdeteksi dan dilacak.
Selain itu, F-35 memiliki paket sensor terintegrasi yang paling kuat dan komprehensif dari semua pesawat tempur dalam sejarah.
Sensor elektronik F-35 meliputi Electro-Optical Distributed Aperture System (DAS).
Sistem ini memberikan pilot kesadaran penuh di sekitar pesawat, khususnya meningkatkan peringatan rudal, peringatan pesawat, dan visi pilot siang dan malam.
Selain itu, pesawat ini dilengkapi dengan Electro-Optical Targeting System (EOTS).
EOTS yang dipasang secara internal menyediakan deteksi jarak jauh dan penargetan presisi terhadap target darat, ditambah deteksi jarak jauh dari ancaman udara.
Sistem tampilan yang dipasang helm F-35 adalah sistem yang paling canggih dari jenisnya.
Semua informasi intelijen dan penargetan yang dibutuhkan oleh pilot F-35 untuk menyelesaikan misi, ditampilkan pada layar helm.
(Dandy Bayu Bramasta)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mengintip Kecanggihan Jet Tempur F-35 Bidikan Menhan Prabowo")