Advertorial
Intisari-Online.com - Kondisi Taiwan dan China tengah siaga 1.
Hal ini karena China terus mencoba menginvasi Taiwan. Sementara Taiwan kewalahan.
Melihat hal ini, ada kabar datangdari parlemen Amerika Serikat (AS) mengenai keberlanjutan dukungannya pada Taiwan.
DilaporkanGedung Putih memberi dukungan Taiwan untuk melawan China dan Xi Jinping termasuk dalam perang bila benar terjadi.
Hal itu disampaikan secara terang-terangan bahkan AS mengirimkan tiga persenjataan canggih asli pabrikan negara Paman Sam.
Pengiriman senjata-senjata canggihtersebut disetujui dalam Kongres yang dilakukan oleh parlemen AS.
Langkah keberpihakan AS pada Taipei itu dilakukan menjelang pemilihan presiden pada 3 November mendatang.
Kenekatan AS ikut campur dalam urusan perselisihan Taiwan dengan China inipun dinilai akan menimbulkan masalah baru.
Bahkan China akan secara terang-terangan memusuhi negeri Paman Sam dalam beberapa waktu ke depan.
Sebab China kini memang tengah berupaya untuk mencengkeram kembali wilayah Taiwan yang disebut mereka sebagai provinsi yang bandel.
Tak hanya itu saja, China telah mendeklarasikan akan sekuat tenaga merebut kembali wilayah Taiwan yang bersikeras untuk memisahkan diri.
Xi Jinping pun mengungkapkan tak masalah menggunakan kekerasan atau paksaan melalui jalur perang untuk bisa menguasai Taipei.
Melansir dariReuters, Senin (12/10/2020), selain 3 senjata canggih yang sedang dalam proses persetujuan dari pemerintah untuk di kirim ke Taiwan.
AS sendiri pada bulan September lalu telah berupaya dan bertahan mengirimkan sebanyak 7 senjata utamanya menuju Taipei.
Mendengar upaya Donald Trump memusuhi mereka termasuk dalam urusan konflik dengan Taiwan, kedutaan besar China pun angkat bicara.
Bahkan pemerintah China mendesak Washington dalam sebuah pernyataan resmi melalui email untuk menjual persenjataan mereka ke Taiwan.
"China secara konsisten dan tegas menentang penjualan senjata AS ke Taiwan serta memiliki tekad yang kuat dalam menegakkan kedaulatan dan keamanannya."
Diketahui bahwa saat ini AS sedang berusaha mempersiapkan tiga senjata canggih yang akan segera mereka kirim ke Taiwan.
Tiga senjata canggih tersebut berupa peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp.
Senjata ini juga disebut sebagai Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).
Senjata kedua adalah rudal udara ke darat jarak jauh yang dibuat oleh Boeing Co yang disebut sebagai SLAM-ER.
Serta pod sensor eksternal untuk Jet F-16 milik Taiwan yang memungkinkan transmisi citra dan data real time dari pesawat kembali ke stasiun yang berada di darat.
Namun juga berhembus kabar mengenai penjualan sistem senjata lain termasuk drone udara yang besar dan canggih, rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat dan ranjau bawah air untuk mencegah pasukan amfibi.
Tetapi beberapa senjata canggih tersebut masih dalam pembahasan yang belum mencapai Capitol Hill.
"Sebagai masalah kebijakan, Amerika Serikat tidak mengkonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan sampai mereka secara resmi diberitahukan".
Investasi besar-besaran Taiwan dalam bidang pertahanan militer ini disebut pakar sekaligus penasihat keamanan AS, Robert O'Brien sebagai sebuah hal yang cukup tepat.
Sebab China memang diketahui memiliki kekuatan militer yang cukup besar dan akan dengan mudah merebut Taiwan bila serangan militer dilancarkan.
O'Brien mengatakan Taiwan perlu berinvestasi dalam kemampuan termasuk lebih banyak rudal jelajah pertahanan pesisir, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri bergerak, dan aset pengawasan canggih.
(Andreas Chris Febrianto Nugroho)
(Artikel ini sudah tayang di Sosok.ID dengan judul "Serangan Militer Terbuka di Depan Mata, Pakar Sebut Tiongkok Bakal Kehabisan Tenaga dan Gagal Lawan Taiwan Setelah AS Kirim 3 Senjata Canggih")