Advertorial
Intisari-Online.com - Korea Utara telah meyakini bahwa Keluarga Kim merupakan pelindung 'negara pertapa'.
Propaganda telah dilakukan sejak dulu dan berhasil membangun kepercayaan tersebut.
Kim Il-sung diyakini merupakan yang paling berjasa melawan Jepang dan mengusir mereka dari Semenanjung Korea selama Perang Dunia II.
Sementara anaknya, Kim Jong-il, diyakini lahir di Gunung Paektu yang suci dan ditandai dengan pelangi ganda dan bintang baru muncul di langit.
Keluarga Kim dipercaya sebagai setengah dewa, seperti halnya Kim Jong-un.
Meski Korea Utara menganut komunisme, dan bukanlah monarki, namun yang dijalankan hampir seperti itu.
Kim Il-Sung tidak peduli dengan semua itu dan memutuskan untuk memilih putranya Kim Jong-Il sebagai pengantinya, menciptakan rezim komunis pertama yang juga memiliki keluarga penguasa.
Sementara itu mengutip pri.org (20/12/2011), tangis membanjiri Korea Utara ketika pemimpin tertinggi Kim Jong-il meninggal dunia dan saat itu warga Korea Utara hanya tahu sedikit tentang putra dan pewarisnya, Kim Jong-un.
Kim Jong-un bukanlah anggota keluarga di posisi teratas dalam silsilah keluarga Kim Jong-il.
Pemimpin tertinggi Korea Utara kedua itu memiliki tiga putra (secara resmi), dan satu putri.
Kim Jong-un sendiri merupakan putra bungsu, namun saat itu telah dinyatakan sebagai penerus tahta.
Bagaimana bisa Kim Jong-un 'melangkahi' dua kakak laki-lakinya untuk menduduki tahta Korea Utara?
Melansir The Guardian, Justin McCurry menulis bahwa Kim Jong-un dilaporkan muncul sebagai favorit ayahnya setelah membuatnya terkesan dengan ketulusan dan kualitas kepemimpinannya.
Itu bukan satu-satunya alasan, karena bagaimana pun kakak Kim Jong-un tidak 'tersingkir' begitu saja.
Kim Jong-nam diyakini bahwa sebenarnya merupakan sosok yang dipersiapkan untuk menggantikan sang ayah.
Namun juga ada yang keberatan dengan dua putra sulung Kim Jong-il, termasuk Kim Jong-nam.
Kemudian peluang suksesi Kim Jong-nam, yang pada saat itu merupakan putra tertua, 'hancur' ketika pada tahun 2001, pejabat Jepang memergokinya mencoba menyelinap ke Jepang menggunakan paspor palsu.
Dia mengatakan kepada para pejabat bahwa dia berencana mengunjungi Tokyo Disneyland.
Beberapa analis berpendapat bahwa dia mungkin telah dimaafkan oleh ayahnya, karena ada preseden bagi rezim yang mengembalikan hal-hal yang dipermalukan setelah periode penebusan, terlebih tradisi Konfusianisme juga menyukai anak tertua.
Namun dalam wawancara yang jarang terjadi saat melakukan perjalanan ke China tahun lalu, Kim Jong-nam mengatakan dia "tidak tertarik" untuk menggantikan ayahnya.
Kemudian secara mengejutkan pada tahun 2017, Kim Jong-nam meninggal di Malaysia dalam perjalanannya menuju Makau.
Kematianya pun meninggalkan misteri, namun rumor menyebutkan bahwa ia meninggal akibat operasi agen intelijen Korea Utara.
Peluang suksesi juga lepas dari tangan kakak laki-laki Kim Jong-un lainnya, Kim Jong-chul.
Alasan anak laki-laki Kim Jong-il ini tak disukai sebagai pengganti ayahnya menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara karena ia dianggap "tidak baik karena dia seperti gadis kecil."
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari