Advertorial
Intisari-Online.com - Siapa sih orangtua yang tidak khawatir saat anak mengalami demam, tapi ingat hindari obat penurun panas tertentu.
Obat penurun panas akan menjadi salah satu solusi orangtua ketika menghadapi buah hati mengalami demam.
Namun, jangan sampai memberikan sembarang obat penurun panas.
Bahkan, jika anak mengalami demam ringan sebaiknya tahan dulu untuk memberikan obat penurun panas.
Baca Juga: Biasa Ada di Dapur, Rempah Ini Bisa Menjadi Obat Penurun Panas Anak di Malam Hari, Jangan Panik!
Meski membuat orangtua khawatir, terkadang demam pada anak bisa sembuh dengan sendirinya.
Kebanyakan dokter menganjurkan hanya mengobati demam dengan obat-obatan jika demamnya di atas 38,9 derajat Celcius.
Saat demam anak masih di bawah suhu tersebut, Anda bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi demam.
Bagaimana cara mengatasi demam pada anak dan obat apa saja yang sebaiknya dihindari?
Cara mengatasi demam pada anak
Berikut ini pengobatan rumahan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi demam pada anak.
1. Kompres dingin
Letakkan waslap basah di dahi bayi Anda saat ia tidur. Ini adalah salah satu solusi rumah terbaik untuk demam tinggi pada bayi.
Melakukan hal ini mengurangi suhu tubuh anak Anda dan mengurangi rasa tidak nyaman.
2. Mandi air hangat
Mandikan bayi Anda dengan air hangat dan lembut di bak mandi atau spons dengan air hangat.
Metode ini akan mengurangi suhu saat air menguap dari tubuhnya. Jangan mandi dia di air suhu kamar.
Ini dapat menyebabkan perubahan suhu yang cepat dan drastis dan memperparah demam.
3. Asupan cairan
Beri bayi Anda banyak cairan saat dia menderita demam. Air, jus, dan yoghurt baik untuk tubuhnya.
4. Pilih pakaian yang cocok
Jika anak Anda mengenakan beberapa lapis pakaian, lepas beberapa dan biarkan kulitnya bernafas.
Pakaikan dia dengan kain yang bisa bernapas seperti kapas dan nyalakan kipas angin jika diperlukan.
Namun, jika Anda berada di luar, hindari membiarkannya terkena sinar matahari.
5. Bawang
Bawang adalah bahan umum dan serbaguna pengobatan rumah India untuk demam pada bayi.
Ini membantu menurunkan suhu tubuh dan mengurangi sakit tubuh yang disebabkan oleh demam, seperti dilansir dari laman firstcry parenting.
Cukup potong bawang menjadi irisan dan gosok 2 - 3 iris pada kaki anak Anda masing-masing selama 2 menit. Lakukan ini hingga 2 kali sehari.
Obat penurun panas yang harus dihindari bayi
Melansir Kompas.com, berikut beberapa jenis pengobatan yang sebaiknya dihindari pemberiannya kepada bayi.
1. Aspirin
Hindari memberikan obat aspirin atau obat mengandung aspirin pada anak, kecuali atas petunjuk dokter.
Aspirin bisa menyebabkan sindrom Reye yang bisa merusak organ ginjal dan otaknya.
Jangan berasumsi obat yang dijual bebas tidak memiliki kandungan aspirin, karena itu sebaiknya baca label obat dengan cerma.
Aspirin terkadang ditulis dengan salisilat atau asam asetilsalisilat.
Untuk demam, sebaiknya berikan obat penurun demam yang mengandung parasetamol atau ibuprofen untuk anak berusia di atas 6 bulan.
2. Ekstra asetaminofen
Beberapa jenis obat mengandung asetaminofen untuk mengurangi demam dan nyeri, sehingga berhati-hatilah sebelum memberikan obat pada bayi yang terpisah dari obat demamnya.
Jika Anda tidak yakin, tanyakan pada dokter atau apoteker kandungan obat yang diberikan.
3. Obat batuk dan flu yang dijual bebas
Para dokter anak yang tergabung dalam American Academy of Pediatric tidak merekomendasikan pemberian obat flu dan batuk kepada bayi.
Hasil penelitian menunjukkan obat-obatan tersebut sering tidak menyembuhkan bahkan kerap berbahaya karena diberikan melebihi dosis.
Efek samping lain yang perlu diwaspadai adalah mengantuk, sakit perut, ruam, hingga peningkatan detak jantung.
Setiap tahunnya, ribuan bayi dilarikan ke rumah sakit akibat pemberian obat batuk dan flu di rumah.
4. Obat antimual
Jangan memberikan obat antimual pada bayi kecuali dokter secara spesifik meresepkannya.
Gejala mual yang dialami bayi dan balita biasanya berlangsung sementara dan tubuh mereka mampu mengatasinya tanpa obat-obatan.
Di lain pihak, obat antimual bisa menyebabkan komplikasi. Bila bayi mengalami muntah berikan cukup cairan untuk mencegah dehidrasi.
5. Obat kunyah
Obat kunyah atau tablet untuk anak-anak dapat menimbulkan risiko tersedak pada bayi.
Bila bayi Anda sudah mendapatkan makanan padat dan Anda ingin memberikan tablet, tanyakan pada dokter atau apoteker apakah boleh digerus atau dicampur makanan lembut.
6. Obat dewasa
Sangat tidak dianjurkan untuk memberi balita obat orang dewasa dalam dosis kecil.
Selain itu obat untuk bayi umumnya lebih pekat dibanding obat untuk anak lebih besar, sehingga Anda perlu berhati-hati dalam pemberian kepada bayi.
7. Obat yang diresepkan untuk anak lain
Obat yang diresepkan untuk anak lain, termasuk saudaranya, belum tentu efektif, bahkan bisa berbahaya untuk bayi Anda.
Berikan bayi obat yang memang hanya diresepkan untuknya.
8. Obat kedaluarsa
Untuk yang satu ini tentu harus dihindari siapa saja. Namun, agar kita selalu waspada, obat kadaluarsa harus dimasukan ke dalam daftar ini.
Tak jarang kita lalai memperhatikan hal-hl seperti tanggal kadaluarsa pada obat dan terlalu percaya pada penjual.
Untuk itu, sebaiknya kita selalu melihat tanggal kadaluarsa saat membeli obat, terutama untuk obat penurun panas anak.
Juga segera singkirkan obat-obatan dari kotak obat begitu masuk masa kedaluarsa.
Buang juga obat yang sudah berubah warna.
Setelah kedaluarsa obat sudah tidak efektif dan bisa berbahaya.
Jika mengatasi demam pada anak dengan pengobatan rumahan di atas masih membuat Anda khawatir dan ingin memberikan obat penurun panas untuk anak balita, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Selain itu, segera periksakan ke dokter jika demam anak lebih tinggi dari38,9 derajat Celcius dan/atau lebih dari 3 hari.
Juga ketika si kecil menunjukkan tanda-tanda lain seperti mual, diare, muncul bintik merah, dan sebagainya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari