Advertorial
Intisari-Online.com - Belum sembuh trauma warga Beirut atas ledakan hebat di pelabuhan Beirut 2 bulan lalu, ledakan-ledakan lain masih kerap terjadi.
Kali ini, sebuah ledakan tangki bahan bakar di ibu kota Lebanon, Jumat malam (9/10/2020) menyebabkan 4 korban tewas dan melukai 30 orang lainnya.
Melansir AFP, ledakan dari tangki bahan bakar itu menyebabkan kepanikan pada warga yang pada 2 bulan lalu juga dilanda ledakan masif di pelabuhan Beirut.
Sebuah stasiun TV Beirut mengatakan bahwa lebih dari 30 orang terluka dalam insiden tersebut, dan sumber medis menambahkan bahwa 3 anak dirawat di rumah sakit karena luka bakar.
Petugas pemadam kebakaran yang menggunakan tangga bergerak mengevakuasi orang-orang dari gedung-gedung di distrik Tariq Al Jadidah yang ramai.
"Jumlah korban meningkat menjadi empat," kata Palang Merah Lebanon di akun Twitter-nya, memperbaharui jumlah korban dari sebelumnya hanya melaporkan 2 orang tewas.
Sekretaris Jenderal Palang Merah, Georges Kettane menambahkan bahwa "yang terluka dibawa ke rumah sakit", seperti dikutip kantor berita nasional ANI.
Televisi Lebanon Al Jadeed melaporkan bahwa lebih dari 30 orang terluka saat menyiarkan gambar api di permukiman tersebut dan suara orang-orang yang berteriak panik.
Trauma ledakan hebat
Letnan Brigade Pemadam Kebakaran Ali Najm mengatakan ada kebakaran dan ledakan di gudang yang berisi tangki bahan bakar - menurut keterangan Associated Press (AP) adalah tangki bahan bakar solar - namun penyebab ledakan masih belum diketahui.
Sumber keamanan mengatakan bahwa kebakaran terjadi di ruang bawah tanah di mana di sana terdapat juga bensin.
Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang menangkap pemilik yang mengelola salah satu dari banyak layanan generator swasta yang memasok listrik kepada warga ketika sering terjadi pemadaman listrik, kata sumber itu.
Dalam beberapa minggu terakhir, Beirut telah mencari gudang yang mungkin melanggar hukum atau menimbulkan bahaya bagi daerah pemukiman, kata gubernur Marwan Aboud kepada Al Jadeed.
"Kami khawatir kecelakaan seperti itu bisa terjadi," kata Aboud, menambahkan sekitar 100 titik lokasi telah diidentifikasi memiliki potensi meledak.
"Kami telah memerintahkan beberapa dari mereka untuk ditutup dan meminta yang lain untuk menerapkan prosedur untuk melindungi publik," tambahnya.
Layanan generator swasta berkembang biak di seluruh negeri, kadang-kadang dituduh sebagai mafia sejati yang mengambil untung dari kekurangan listrik, yang telah memaksa warga selama beberapa dekade untuk berlangganan demi mengatasi pemadaman listrik yang sering terjadi.
Ledakan hari Jumat (9/10/2020) adalah yang terbaru dari serangkaian peristiwa mengerikan di negara yang dilanda krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.
Insiden tersebut juga menunjukkan kurangnya layanan publik yang paling fundamental.
Beberapa kebakaran terjadi di pelabuhan Beirut sejak ledakan dahsyat pada 4 Agustus 2020 lalu yang menewaskan sekitar 203 orang, melukai sedikitnya 6.500 orang lainnya dan menghancurkan sebagian besar ibu kota.
Ledakan itu terjadi ketika Lebanon berjuang dengan krisis keuangan terburuknya sejak perang saudara 1975-1990 dan di tengah perselisihan politik, yang diperparah oleh pandemi virus corona.
Sebagian besar opini publik menyalahkan para pemimpin dan politisi korup atas ledakan 4 Agustus 2020 itu.
Para pemimpin Lebanon dianggap tidak kompeten, tidak punya progress dalam membangun negara yang stagnan selama beberapa dekade tersebut.
Baca Juga: Kaya Antioksidan, Ini Dia 8 Manfaat dari Ketumbar, Apa Saja?
Miranti Kencana Wirawan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ledakan Tangki Bahan Bakar di Beirut, 4 Orang Tewas, 30 Orang Luka-luka"