Bagi Australia, proyek itu mengkhawatirkan, mengingat China menyatakan minatnya dalam proyek tersebut.
Pertemuan baru-baru ini antara Menteri Luar Negeri Timor Leste dan mitranya dari China juga membuat kedua belah pihak membahas kerja sama yang lebih dekat dalam Belt and Road Initiative.
Hal itu berpotensi memperkuat posisi China sebagai investor untuk Tasi Mane.
Setelah selesai, proyek tersebut akan bertanggung jawab untuk menyediakan sebagian besar kekayaan orang Timor Leste.
Termasuk pembangunan pelabuhan, pembuatan kapal dan fasilitas perbaikan kapal yang terletak sekitar 700 km dari Pelabuhan Darwin.
Proyek itu nantinya akan dikelola oleh sebuah perusahaan China di bawah Sewa 99 tahun.
Sama halnya dengan Timor Leste, Papua Nugini juga menghadapi masalah serupa di ana campur tangan China.
Dengan rasio utang terhadap PDB lebih dari 55 persen, mayoritas utang tersebut berasal dari China, membuatnya tercekik utang dalam beberapa dekade.
Namun, baru-baru ini Australia mulai memberi pinjaman pada Papua Nugini, tetapi hubungan terus meburuk seiring dengan munculnya pengaruh China di dua negara tersebut.
Source | : | tribunnews,Serambi News |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR