Pada percobaan pertama, Paul berhasil diselamatkan, namun ternyata Paul melakukannya lagi dua minggu kemudian.
Kali ini, Elizabeth tidak bisa menyelamatkannya dan kematian Paul membuatnya begitu terpukul.
Kemudian Matt datang, membantu Elizabeth melihat kesenangan dalam hidup lagi.
Elizabeth terpikat pada Matt dan hobinya terhadap motor.
Pasangan itu segera menikmati akhir pekan bersama sekelompok teman pengendara motor sebagai bagian dari komunitas sepeda motor besar bernama The Pheasant Pluckers.
Tapi pada tanggal 23 Maret, hari terjadinya tragedi, hanya mereka berdua.
Teman-teman itu telah mendukungnya melalui masa-masa sulit Elizabeth, tetapi begitu juga dengan sekelompok orang yang luar biasa yang dia temui melalui hasrat lama yang dia dapatkan lagi atas kemauannya sendiri: berlari. Bukan sembarang lari, tapi ultramarathon.
"Paul memberi saya kecintaan saya pada lari," kata Liz. "Dia melamar di puncak Snowdon dan dia melakukan begitu banyak pendakian dan lari untuk amal."
Elizabeth telah menjalankan Snowdon Marathon tiga kali sejak kematiannya dan masing-masing untuk dia, tambahnya.
Bulan lalu Elizabeth menyelesaikan ultramarathon 100 mil pertamanya di sepanjang pantai Wales selatan, mengumpulkan lebih dari £ 1.000 untuk Wales Air Ambulance dalam prosesnya.
"Di hari-hari setelah Matt, aku tidak tahan," kata Elizabeth, "Saya tidak meninggalkan rumah dan putri saya pada dasarnya memasak dan bersih-bersih. Hidup menjadi sangat gelap.
"Matt telah pergi. Dia lebih dari seorang teman. Saya telah mengenalnya sepanjang hidupku dan impian kami baru saja menjadi kenyataan. Kami akan menjadi keluarga yang utuh, kurasa, dengan dua anak saya dan James, putra Matt. Aku tidak tidak tahu bagaimana saya akan menarik diri dari itu."
Seseorang menyarankan dia untuk berlari dan pada tahun 2016 dia melakukan setengah maraton pertamanya. "Saya memiliki fokus, saya melakukan sesuatu yang bergerak maju," katanya. "Itu anugrah saya, terapi saya jika Anda suka.
"Keluarga dan teman-teman saya mengira saya benar-benar gila, tetapi mereka memahami bahwa masa lalu saya adalah yang mendorong saya maju."
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR