Advertorial
Intisari-online.com - Belakangan jagat maya di Indonesia dihebohkan dengan nama negara Vanuatu.
Negara kecil ini mendadak kondang di kalangan penduduk Indonesia, lantaran menyinggung dugaan Hak Asasi Manusa (HAM) di Papua.
Hal itu terjadi pada Sabtu (26/9/20), dalam sidang PBB.
Pemerintah Indonesia sampai mengatakan, Vanuatu bukanlah perwakilan Papua saat menyampaikan hak jawab atas tuduhan HAM, yang dilontarkan negara pasifik itu.
"Ada representasi dari orang Papua, dan berhentilan berfantasi untuk menjadi salah satunya," ujar Silviany Austin Pasaribu, diploat muda yang mewakili Indonesia, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu bukan hanya sekali saja Vanuatu menyinggung soal Papua di Sidang Umum PBB.
Sebelumnya, dikutip dari Harian Kompas, pada tahun 2015, Perdana Menteri Vanuatu, Moana Karkas Kalosil, juga menyingung hal tersebut di hadapan Dewan HAM di Papua.
Ia menyebut HAM oleh aparat terjadi di Papua Barat, sejak penentuan rakyat yang digelar pada 1996.
Baca Juga: 3 Hari Sudah Perang Berkobar, Mari Tilik Perbandingan Militer Azerbaijan Vs Armenia, Siapa Terkuat?
Sebagai negara kecil yang hanya memiliki luas sebesar 12.199 km persegi, Vanuatu dinilai cukup berani menyentil Indonesia.
Selain itu yang mengejutkan dari Vanuatu adalah fakta bahwa negara itu ternyata wilayah paling berbahaya di dunia.
Melansir DW, Vanuatu adalah negara paling berisiko di dunia untuk bencana alam, menurut WorldRiiskIndex Universitas PBB.
Semua bencana mengerikan berpotensi terjadi di Vanuatu termasuk, badai, gempa bumi, gunung berapi, hingga tsunami.
Pada tahun 2014 Vanuatu menempati peringkat pertama negara paling rawan di dunia dengan poin sebesar 36,5.
Poin itu menempatkan negara itu jauh di posisi pertama setelah Filipina (28,3), serta tetangga Pasifik Selatan Tonga (28,2), atau Guatemala (21).
Jerman, sebagai perbandingan, berada di peringkat 147 dengan 3 poin persentase, dengan Qatar terakhir dengan 0,08 poin persentase.
Negara industri paling berisiko di dunia (peringkat ke-17) adalah Jepang, dengan 13 poin persentase.
Dikatakan bahaya alam di Vanuatu kemungkinan besar selalu terjadi, di negara berpenduduk sekitar 250.000 orang, gempa bumi rata-rata berisiko terjadi 90.000 kali per tahun.
Kemudian lagi, apa "risiko tahunan" sehubungan dengan kenaikan permukaan laut atau gempa bumi ?
Angka keterpaparan rata-rata: Sebuah gempa yang mempengaruhi satu juta orang sekali dalam satu dekade menempatkan 100.000 orang per tahun "dalam bahaya."
Hal yang sama berlaku untuk bencana badai.Naiknya permukaan laut satu meter di masa depanbisa membahayakan sekitar 30.000 orang.
Ini berarti 64 persen warga Vanuatu terpapar bencana alam setiap tahun.
Hal ini penting karena Tonga di dekatnya hanya mencapai 55 persen dan gunung berapi dan tsunami faktor risiko untuk kedua negara tidak ada dalam analisis global.
"Vanuatu itu unik," kata kepala ilmiah WorldRiskIndex, Profesor Jörn Birkmann, dalam sebuah wawancara dengan DW.
Badai mempengaruhi negara pulau kecil itu jauh berbeda dari, katakanlah, Indonesia, Filipina, atau AS.
"Anda mungkin mengalami Badai Sandy melalui pantai timur, tetapi bagian lain negara itu tidak terkena," kata Birkmann.
Ketika badai melanda Vanuatu yang kecil, seluruh negeriakan mengalami dampaknya termasuk ibu kota.