Advertorial
Intisari-online.com - Menurut Business Insider, ada 5 pasukan operasi khusus non-AS terbaik dari seluruh dunia.
5 terbaik itu adalah Special Air Service (SAS) / Special Boat Service (SBS) Inggris, Resimen Layanan Udara Khusus (SASR) Australia, Layanan Udara Khusus Selandia Baru (NZSAS), Le Commando Hubert (Elit Angkatan Laut Prancis) Prancis, dan Resimen Reaksi Cahaya (LRR) Filipina.
Berhasil menyingkirkan Kopassus dalam daftar pasukan khusus terbaik dunia, ternyata kemampuan pasukan khusus Filipina tak bisa dianggap remeh.
Pasukan khusus Filipina ini disebut Resimen Reaksi Cahaya (LRR).
Unit LRR Filipina adalah pasukan khusus yang tenang namun mematikan.
LRR telah melalui banyak pertempuran dalam beberapa tahun terakhir.
LRR dibuat pada tahun 2000 setelah serangkaian serangan teroris dan penculikan mengguncang Filipina.
AS mendanai pelatihan dan menyediakan tentara Pasukan Khusus Angkatan Darat untuk mendirikan unit tersebut.
LRR mengkhususkan diri dalam kontraterorisme, aksi langsung, penyelamatan sandera, dan pengintaian khusus.
LRR sangat penting dalam perang melawan Abu Sayyaf, ISIS-Filipina, dan kelompok jihadis lainnya.
Unit ini terkenal karena aksinya selama pengepungan Zambo, Marawi, dan Zamboanga.
LRR juga terkenal dengan operasi kuda troya di mana elemen kecil berpakaian seolah-olah akan ke pesta pernikahan.
Dalam operasi itu, beberapa pasukan berpura-pura menjadi wanita, dan membunuh target bernilai tinggi.
Seperti unit lain dalam daftar ini, LRR memiliki kemampuan terjun bebas militer dan kemampuan bertempur dala air (combat-swimmer).
Akan tetapi meski Kopassus kalah dengan LRR Filipina, digadang Indonesia didaulat cocok jadi pemimpin militer ASEAN jika melawan China.
Mengapa?
Dilansir dari scmp.com pada Senin (17/8/2020), China dan Indonesia sudah sering berhadapan terkait kedaulatan perairan di sekitar di Laut China Selatan.
Sebab, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di sana tumpang tindih dengan klaim sembilan garis putus-putus, di mana Beijing menegaskan hak mereka atas hampir 90 persen wilayah itu.
Selain itu, Pulau Natuna yang menjadi milik Indonesia berada di Laut China Selatan dan sangat ingin dimiliki oleh China.
Walau begitu, Indonesia punya kekuatan yang besar.
Misalnya berdasarkan pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut.
Itu adalah sebuah konvensi yang ditandatangani dan diratifikasi oleh Beijing dan Jakarta.
Oleh sebabnya, Indonesia pantas jadi pemimpin karena selain memiliki kemampuan militer yang dapat menekan China, mereka juga punya hak-hak di bawah hukum internasional.
Personel Kopaska TNI AL.
Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, batas laut sama kuatnya dengan batas negara.
Sehingga mereka benar-benar menjaga batas lautnya dengan baik.
Apalagi mantan Menteri Pertahanan Indonesia, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, pernah mengatakan bahwa pulau-pulau Indonesia merupakan "pintu depan" bagi Indonesia.
Sehingga dia akan memperingatkan siapa saja yang berani masuk tanpa izin ke wilayahnya
Alasan lain mengapa Indonesia bisa jadi pemimpin negara-negara di Asia Tenggara untuk melawan China adalah Indonesia menempati posisi pertama di dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) Asia Tenggara (ASEAN.
Untuk urusan kekuatan militer, jangan ditanya.
Saat ini, Indonesia menempati urutan ke-16 sebagai negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.
Posisi Indonesia paling tinggi di antara negara Asia Tenggara lainnya.
Bahkan lebih tinggi dari Israel dan Korea Utara.
Perlu Anda tahu, Kopaska (Komando Pasukan Katak) merupakan bagian dari pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
Di mana Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi.
*Artikel gabungan Intisari online berjudulMiliternya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China & Singkirkan Kopassus dari Daftar Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, LRR Filipina Pernah Berdandan Bak Rombongan Pengantin Demi Ringkus 'Target Tingkat Tinggi', Satu Orang Pura-pura Hamil Demi Sembunyikan Senapan