Advertorial
Intisari-Online.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) saling bermusuhan.
Saling serang, saling mengejek, hingga ancaman perang sering dilontarkan masing-masing negara.
Beberapa bulan lalu bahkan sebuah gedung di Korea Selatan dihancurkan oleh pihak Korea Utara.
Bahkan adik perempuan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menyebut Korea Selatan sebagai 'Sampahharus dibuang ke tempatsampah'.
Seolah belum selesai, ada lapora bahwa seorang warga Korsel tewas ditangan Korut.
Siapakah dia?
Pemerintah Korea Selatanmenyatakan, seorang warganyaditembak matidan jenazahnya dibakar oleh tentara Korea Utara.
Mengapa tentara Korea Utara melakukannya?
Dalam pernyataan yang dirilis oleh kementerian pertahanan, korban yang diidentifikasi seorang pria itu hilang bersama kapal patrolinya di perairan dekat Yeonpyeong.
Pejabat militer Korea Selatan mengungkapkan, lelaki itu disinyalir hendak membelot ke Korea Utara karena dia mengenakan jaket penyelamat.
Dilaporkan kantor beritaYonhapviaAFPKamis (24/9/2020), pria itu ditemukan oleh tentara Korut, dan kemudian menjalani interogasi.
"Dia kemudian ditembak mati saat berada di dalam air."
"Prajurit Korea Utara kemudian menyiramkan bensin ke jenazahnya dan dibakar," jelas Seoul.
Upaya pembakaran jenazah itu dilakukan Pyongyang untuk mencegahvirus corona, di mana mereka menutup perbatasan dan mengumumkan status darurat.
"Kami memerkirakan bahwa mereka membakar mayat itu untuk menanggulangi menyebarnya virus corona," jelas pejabat kementerian pertahanan tersebut.
Yonhapyang mengutip sumber internal Seoul menerangkan, perintah untuk menembak mati si lelaki "berasal dari atasan tertinggi".
Pihak kementerian pun mengecam sikap yang dilakukan negara penganut ideologi Juche itu sebagai "aksi yang brutal dan tak bertanggung jawab".
Pada Juli, seorang pria yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu dilaporkan kembali setelah menyelinap ke perbatasan.
Kabar itu membuat rezim Kim Jong Un memblokir kota Kaesong, di tengah ketakutan pria tersebut bakal menularkan Covid-19.
Kemudian komandan AS Robert Abrams menyatakan, Korea Utara memerintahkan perintah "tembak mati" bagi siapa pun yang berada di perbatasan.
Hingga saat ini, negara yang mempunyai puluhan senjata nuklir itu masih mengklaim belum mendapatkan satu kasus positif Covid-19.
Sebab pada Januari lalu, mereka bergerak cepat dengan menutup perbatasan dengan China, negara yang pertama kali mendeteksi wabah tersebut.
(Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Warga Korea Selatan Ditembak Mati dan Dibakar oleh Tentara Korea Utara")