Pasukan AS dan ARVN akhirnya berhasil memukul balik sebagian besar serangan itu dan membuat Viet Cong rugi besar.
Momen ikonik lainnya adalah perang lebih dari 3 minggu di kota Hue yang berlokasi di Sungai Perfume, sekitar 80 kilometer (km) di selatan perbatasan antara Vietnam Utara dan Selatan.
Pasukan PAVN dan Viet Cong menyerbu kota itu pada 31 Januari, dengan mudah menaklukkan pasukan pemerintah di sana dan merebut kendali benteng kuno kota.
Di awal masa pendudukannya di Hue tentara Viet Cong melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah, menangkap PNS, pemimpin agama, guru, dan warga sipil lainnya yang terkait dengan pasukan AS atau dengan rezim Vietnam Selatan.
Para korban disebut kontra-revolusioner, dieksekusi, dan jenazah mereka dikubur di kuburan massal.
Pasukan AS dan ARVN menemukan bukti pembantaian tersebut setelah merebut kembali kota pada 26 Februari.
Lebih dari 2.800 mayat ditemukan, 3.000 warga hilang, serta banyak kuil, istana, serta monumen-monumen lainnya yang hancur.
Salah satu duel terbesarnya terjadi di benteng kuno, di mana Vietnam Utara berjuang keras melawan daya ledak armada militer AS yang superior.
Adegan pembantaian itu direkam oleh banyak kru televisi di tempat kejadian. Hampir 150 Marinir AS tewas di Pertempuran Hue bersama korban di pihak Vietnam Selatan sekitar 400.
Sebaliknya di pihak Vietnam diperkirakan 5.000 prajurit terenggut nyawanya. Kebanyakan dari mereka terkena serangan udara dan artileri AS.
Titik balik
Meski menelan banyak korban jiwa dan gagal menginisiasi pemberontakan besar di kalangan orang-orang Vietnam Selatan, Tet Offensive justru menjadi keberhasilan strategis Vietnam Utara.
Sebelum Tet Offensive terjadi, Westmorelan dan para perwakilan lain dari pemerintahan Johnson sudah mengklaim akhir perang sudah dekat. Tapi dengan munculnya Tet, jelas bahwa perjuangan panjang masih terpampang di depan.
Kepercayaan diri mereka terkikis untuk memenangkan Perang Dingin, dan usulan Westmoreland meminta lebih dari 200.000 tambahan pasukan untuk melakukan serangan balasan, dipandang sebagai tindakan putus asa.
Sentimen anti-perang lalu meningkat di dalam negeri AS. Beberapa penasihat Johnson di Gedung Putih yang awalnya mendukung peningkatan kekuatan militer di Vietnam, kini beralih untuk mengurangi keterlibatan AS.
Dalam kondisi terdesak, Presiden Johnson pada 31 Maret 1968 kemudian menyerukan negosiasi untuk mengakhiri perang. Di saat bersamaan dia mengumumkan tidak akan mencalonkan diri lagi November tahun itu.
Keputusan Johnson itu menandai titik balik krusial dalam partisipasi AS di Perang Vietnam.
Meski perundingan damai terjadi berlarut-larut sampai 5 tahun berikutnya dan lebih banyak tentara AS tewas daripada tahun-tahun sebelumnya, Tet Offensive terbukti menjadi awal hari kelam tentara Paman Sam di Vietnam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Perang: Tet Offensive, Hari Kelam Tentara Paman Sam di Vietnam", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/09/22/183038570/kisah-perang-tet-offensive-hari-kelam-tentara-paman-sam-di-vietnam?page=all#page2.
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR