Iran mengembangkan senjata tersebut dengan mengabaikan sanksi yang diberikan AS, membuat negeri Paman Sam merasa kecolongan.
Sumber dari pemerintah AS mengatakan, "Iran jelas melakukan segala yang mereka bisa untuk mempertahankan keberadaan kemampuan turnkey virtual untuk kembali ke bisnis senjata."
Dia menambahkan, Iran sudah memiliki keinginan untuk mengembangkannya meski sudah ada kesepakatan sejak 2015, mencegah negara itu memiliki senjata pemusnah massal.
Kesepakatan itu kacau pada 2018, setelah Donald Trump menarik diri dari perjanjian dan memperkenalkan sanksi berat, hingga melumpuhkan ekonomi Iran.
Hal itu disebabkan Amerika menuduh Iran menyimpan uranium dalam jumlah rendah sebagai bahan menciptakan bom nuklir.
Sumber tersebut memperingatkan, "karena eskalasi nuklir provokatif Iran, mereka bisa memiliki fisil yang cukup untuk membuat senjata nuklir akhir tahun ini."
Source | : | Daily Star |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR