Advertorial

Sedang Berjibaku dengan 57 Ribu Kasus dan Seribu Kematian Akibat Covid-19, Tenaga Medis Negara Ini Malah Pilih Tinggalkan Rumah Sakit Selama Seminggu, Pemicunya Bisa Jadi Pelajaran Bagi Indonesia

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Sejak diidentifikasi pada akhir Desember 2019 lalu, kasus-kasus baru virus corona masih dilaporkan hingga kini.

Melansir data dari laman Worldometers, Senin (21/9/2020), jumlah total kasus Covid-19 di dunia saat ini adalah sebanyak 31,2 juta kasus. Sementara, jumlah kasus kematian semakin mendekati 1 juta kasus, yaitu 964.724.

Dari angka itu, sebanyak 22,8 juta pasien telah dinyatakan sembuh.

Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di dunia hingga kini adalah sebanyak 7,4 juta kasus dengan 7,38 juta dalam kondisi ringan dan 61.506 dalam kondisi serius atau kritis.

Baca Juga: Bermasalah dengan Kadar Trigliserida yang Selalu Tinggi? Coba Turunkan dengan Cara Alami Ini, Salah Satunya dengan Asupan Asam Lemak Omega-3

Hingga saat ini, jumlah total kasus Covid-19 terbanyak dicatatkan oleh Amerika Serikat (AS) dengan 7 juta kasus, disusul India Brazil, Rusia, dan Kolombia.

Kondisi ini pun masih terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Pandemi virus corona membuat petugas medis di hampir seluruh belahan dunia bekerja keras untuk menangani para pasien.

Bahkan, mereka mengorbankan kehidupan pribadi mereka untuk mengabdikan diri menangani para pasien.

Baca Juga: Timor Leste Makin Terpuruk Secara Ekonomi, Organisasi Ini Harus Pecahkan Rekor Sumbangan

Tak jarang, petugas medis pun sampai terinfeksi virus tersebut dari pasien yang mereka rawat.

Namun, meski pengorbanan mereka begitu besar, petugas medis masih sering mendapatkan perlakuan tak adil.

Hal itu membuat mereka terpaksa mogok kerja, seperti yang terjadi di Nigeria berikut ini.

Petugas kesehatan Nigeria telah menangguhkan pemogokan selama seminggu karena gaji, bonus Covid-19 dan fasilitas yang tidak memadai, kata pejabat serikat pekerja pada hari Senin.

Melansir Macau Business, Senin (21/9/2020), aksipekerja tersebut adalah yang terbarudi sektor kesehatan Nigeria ketika pihak berwenang berjuang untuk mengendalikan virus yang sejauh ini telah menginfeksi 57.242 dan merenggut 1.098 nyawa.

“Semua tenaga kesehatan di bawah lima Serikat yang tergabung dalam Joint Health Sector Unions (JOHESU) dan Assembly of Healthcare Professional Association (AHPA) akan kembali bekerja pada Senin,” kata mereka dalam pernyataan.

Baca Juga: Benar-benar Pantas Disebut Psikopat! Saat Laeli Kelelahan Usai Mutilasi 'Tahap Pertama', Fajri Santai-santai di Samping Jasad Korban Sambil Lakukan Ini!

Para pemimpin serikat mengatakan mereka akan bertemu nanti untuk memutuskan “tindakan selanjutnya” sambil mendesak pemerintah untuk menangani tuntutan para pekerja.

JOHESU, yang terdiri dari apoteker, perawat, bidan, dan radiografer, mewakili pekerja garis depan dalam memerangi pandemi virus corona.

Para pekerja menyerukan pemogokan minggu lalu untuk menuntut peningkatan kesejahteraan dan pembayaran tunjangan bahaya virus, di antara masalah lainnya.

Sekitar 1.000 pekerja kesehatan telah terinfeksi di Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan 200 juta penduduk, menurut Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria.

Pemerintah telah mengutuk pemogokan itu sebagai tidak perlu, tidak tepat waktu dan ilegal.

Pihak berwenang khawatir setiap pengurangan kapasitas dapat membahayakan kemampuan negara untuk menangani pandemi karena beban kasusnya terus meningkat.

Baca Juga: Jangan Panik Jika Belum Menerimanya, Menaker Pastikan Subsidi Gaji Tahap IV Ditransfer Selasa Besok, Ini Rinciannya

Artikel Terkait