Penolakan internasional terhadap proyek-proyek Ankara di Mediterania semakin meningkat, dengan Washington mencabut embargo senjata di Siprus, dan Yunani merundingkan pembelian pesawat tempur dari Perancis.
Pada Kamis, Hulusi Akar mengatakan bahwa pencabutan embargo senjata oleh Washington terhadap Siprus yang dikelola Siprus-Yunani akan mengarah pada jalan buntu.
"Jika Anda mencabut embargo dan mencoba mengganggu keseimbangan dengan cara ini, itu akan menimbulkan konflik, bukan perdamaian," tambah Akar dalam ancaman perang yang terselubung.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa negaranya telah mencabut pembatasan yang diberlakukan pada penjualan peralatan dan layanan pertahanan, tidak mematikan ke Republik Siprus untuk tahun fiskal berikutnya, yang membuat marah Turki.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Yunani Christos Staikouras membenarkan bahwa negaranya siap menghabiskan sebagian dari cadangan uangnya untuk membeli senjata dan peralatan lainnya yang akan membantu meningkatkan "kekuatan pengelak", menyusul pemotongan belanja pertahanan selama bertahun-tahun.
Pada pertengahan Agustus, Perancis mengirim 2 jet tempur Rafale dan sebuah pesawat pendukung, untuk ditempatkan di Pangkalan Udara Andreas Papandreou di wilayah Paphos di Siprus, dalam kerangka perjanjian militer yang baru-baru ini diaktifkan antara Perancis dan Siprus.
Langkah Perancis itu adalah pesan peringatan yang ditujukan untuk Ankara.
Para pengamat percaya bahwa episentrum krisis kini telah sepenuhnya bergeser dari Libya, ke zona maritim di seberang Siprus, yang menegaskan bahwa Libya hanyalah pertunjukan sampingan bagi Turki.
Baca Juga: Harga Asli Galaxy Note 20 Ultra Hanya Rp 8,2 Juta, Dijual Resmi Rp 18 Juta
(Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Militer Turki Desak Presiden Erdogan untuk Lawan Eropa"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR