Meski polusi udara sudah memprihatinkan, Saliba mencatat ada masalah lebih besar yang membayangi Beirut, yaitu sampah.
Krisis sampah
Pesan itu bukan pertanda baik bagi Beirut yang telah berurusan dengan krisis sampah selama beberapa tahun.
Pada 2015, pemerintah gagal bereaksi cukup cepat setelah tempat pembuangan sampah besar ditutup, sehingga membuat jalan dan pantai dipenuhi gundukan sampah.
Aspek baru dari masalah ini adalah jenis puing yang sedang dibersihkan.
Menurut Seoud dari UNDP, ada banyak barang yang sulit dibuang seperti AC, kompresor, elektronik.
Ada juga limbah medis dari pandemi Covid-19 dan limbah kimia yang dapat menyebabkan masalah air kota.
Sementara itu, Beirut sedang menunggu untuk mengetahui apakah semua pipanya masih utuh pasca-ledakan.
Dengan kondisi tersebut, warga sipil dan LSM sama-sama berharap bahwa bencana ini dapat menandai titik balik negara itu menuju lebih baik.
(Ahmad Naufal Dzulfaroh)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ledakan Beirut Menyebabkan Polusi Besar-besaran, Seperti Apa Kondisinya?")
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR