Advertorial
Intisari-online.com - Mungkin seringkali kita mendengar kelainan langka di mana seorang wanita pada aslinya adalah pria.
Seperti beberapa waktu lalu, seorang wanita yang telah menikah dalam waktu lama telah baru sadar bahwa dirinya adalah pria setelah melakukan tes kromsom.
Wanita itu, memiliki alat kelamin pria yang tumbuh ke dalam dan memiliki kelainan yang membuat fisiknya terlahir sebagai wanita meski jeroannya adalah pria.
Namun, kali ini ada kisah sebaliknya di mana ada seorang pria yang aslinya adalah wanita.
Kisah ini diceritakan oleh Cosmopolitan pada tahun 2015 silam, di mana seorang yang terlahir dengan fisik pria ternyata memiliki jeroan seorang wanita.
Pria tersebut diketahui dengan nama Rob (nama palsu) berusia 37 tahun Asal Inggris.
Dia langsung terkejut dan syok begitu tahu bahwa selama ini dirinya adalah seorang wanita, meskipun terlahir dengan fisik secara utuh adalah pria.
Identitasnya baru terungkap setelah dia melakukan pemeriksaan medis ke dokter.
Menurut cerita, Rob pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan karena ketika dia kencing mengeluarkan darah.
Dia khawatir bahwa hal itu merupakan tanda kanker kandung kemih jadi dia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan medis.
Menurut laporan National Post, pada saat itu dokter mengejutkannya, setelah diperiksa ia menemukan Rob memiliki organ reproduksi wanita.
Lebih mengejutkannya lagi, dokter mengatakan bahwa organ-organ tersebut berfungsi penuh yanga artinya bukan sebuah kelainan organ.
Setelah pemeriksaan Rob didiagnosis dengan sindrom saluran Mullerian persisten, atau PMDS.
Referensi Rumah Genetika menggambarkan PMDS sebagai gangguan perkembangan seksual, yang mempengaruhi pria.
Menurut keterangan, laki-laki dengan kelainan ini memiliki organ reproduksi laki-laki normal, meskipun mereka memiliki rahim dan saluran tuba yang merupakan organ reproduksi perempuan.
Rahim dan saluran tuba berasal dari struktur yang disebut saluran Mullerian selama perkembangan janin.
Duktus Mullerian biasanya akan menghilang pada janin laki-laki, karena mereka menghasilkan hormon yang menguranginya dan akhirnya hilang.
Tetapi pada bayi dengan PMDS, hormon yang tidak diproduksi cukup sepat menyebabkan hal ini terjadi, saluran tersebut kemudian berubah menjadi rahim.
Tak satupun dari mereka mempengaruhi pertumbuhan organ kelamin di dala janin, sehingga berkembang menjadi alat kelamin pria.
Sama halnya dengan Rob, dia memiliki batang kelamin pria tetapi memiliki leher rahim yang berfungsi penuh.
"Diagnosis datang sebagai sebuah kejutan, saya tidak pernah melihat diri saya sebagai pria biasa yang memiliki kehidupan intim normal," kata Rob pada wartawan.
"Tampaknya bahkan saya berpotensi hamil," ungkap Rob.
Sementara darah yang keluar bersama urin Rob bukanlah tanda kanker, melainkan darah menstruasi.
Rob kemudian merencanakan hisektomi yang menurutnya bisa membuatnya mengalami menopause.
Para ahli mengatakan pada National Post, diagnosis PMDS pada pasien sangat jarang, kebanyakan terdeteksi pada masa pubertas.
"Saya harap pria lain dengan gejala serupa akan diperiksa," ungkap Rob.