Advertorial
Intisari-Online.com - Hingga kini, jumlah orang yang terpapar virus corona di AS sebanyak5,874,146 orang dengan total kematian sebesar 180,604 dan jumlah pasien sembuh mencapai 3,167,063 orang.
Minggu (23/8/2020), otoritas Amerika Serikat ( AS) mengumumkan otorisasi darurat bagi para dokter untuk menggunakan plasma darah pasien pulih Covid-19 dalam mengobati pasien penyakit tersebut.
Kebijakan itu dibuat oleh Badan Obat-obatan dan Makanan AS (FDA) saat Presiden Donald Trump menghadapi tekanan besar terkait wabah virus corona di "Negeri Paman Sam".
Wabah ini telah melumpuhkan perekonomian AS, dan menipiskan peluang Trump untuk terpilih lagi pada pemilu 3 November mendatang.
Plasma darah tersebut diyakini mengandung antibodi kuat yang bisa membantu melawan penyakit lebih cepat, dan membantu melindungi orang agar tidak terpapar parah oleh Covid-19.
"Produk ini mungkin efektif dalam mengobati Covid-19 dan... manfaat yang diketahui dan potensial dari produk tersebut lebih besar daripada risiko yang diketahui dan berpeluang dari produk itu," kata FDA dalam pernyataan yang dikutip AFP, Senin (24/8/2020).
Pengobatan pasien corona dengan plasma darah sebenarnya sudah diterapkan di AS dan negara-negara lain, tetapi keampuhannya masih diperdebatkan oleh para pakar.
Beberapa dari mereka memperingatkan bahwa cara pengobatan itu dapat membawa efek samping.
"Plasma dari pasien sembuh mungkin berhasil meski masih perlu dibuktikan dalam uji klinis, tetapi tidak sebagai pengobatan penyelamat untuk orang yang sudah sakit parah." kata Len Horovitz, dokter spesialis paru di Lenox Hill Hospital, New York City.
Kampanye sulit Trump
Horovitz melanjutkan, plasma kemungkinan akan bekerja lebih baik setelah seseorang terpapar virus ketika tubuh coba menetralkan infeksi.
Masalahnya adalah pasokan plasma terbatas, yang berarti akan sulit mendapatkan cukup darah untuk mengobati semua orang di tahap awal penyakit.
Trump berkata ke wartawan, terapi itu menunjukkan "tingkat keberhasilan yang luar biasa" dan "akan menyelamatkan nyawa yang tak terhitung banyaknya".
Dikabarkan AFP, apa yang dikatakannya jauh berbeda dari peringatan para pejabat kesehatannya.
Kemudian, saat ditanyai reporter untuk menjelaskan kontradiksi tersebut, Trump melemparkan pertanyaan ke salah satu ahlinya lalu mengakhiri konferensi pers.
FDA sudah mengizinkan transfusi plasma darah pasien sembuh corona untuk pasien Covid-19 dalam kondisi tertentu, seperti pasien uji klinis dan yang sakit parah.
The Washington Post memberitakan, lebih dari 70.000 pasien virus corona di AS telah menerima transfusi tersebut.
Trump dibanjiri kritik karena penanganannya terhadap pandemi virus corona di AS yang masih tertinggi dalam total kasus dan jumlah kematian.
Tanpa vaksin atau pengobatan yang efektif, Trump diyakini akan kesulitan menyaingi Joe Biden dari Partai Demokrat pada pemilu 3 November mendatang.
Aditya Jaya Iswara
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Darurat, AS Izinkan Terapi Plasma Darah untuk Obati Pasien Virus Corona"