Advertorial
Intisari-Online.com -Bukannya bekerja sama untuk membela wilayahnya di Laut China Selatan yang hendak dicaplok Tiongkok, kedua negara ini malah terlibat konflik sendiri.
Seorang nelayan dari salah satu negara tersebut harus meregang nyawa setelah ditembak mati oleh nelayan dari negara lain.
Ironisnya, kedua negara tersebut kini sedang sama-sama dalam posisi tertekan oleh aksi agresif Tiongkok di Laut China Selatan.
Batas-batas wilayah kedua negara tersebut diobrak-abrik dengan seenaknya oleh Tiongkok yang ingin menguasainya.
Namun, kini, bisa jadi Tiongkok sedang tersenyum mengetahui bahwa kedua negara yang wilayahnya hendak diakuisisi tersebut malah berkonflik dengan sendirinya.
Konfliknya pun bisa disebut sudah sangat berat karena sudah melibatkan hilangnya nyawa salah seorang warga negara mereka.
Belum lagi, konflik tersebut juga dipicu oleh masalah selama ini menjadi perhatian dunia, yaitu batas-batas laut sebuah negara.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi hingga bisa memicu hilangnya nyawa seorang nelayan di tangan seorang penjaga pantai?
Penjaga pantai Malaysia menembak mati seorang nelayan Vietnam, yang kapalnya coba menabrak kapal patroli di Laut China Selatan.
Insiden itu dilaporkan pihak berwenang pada Senin (17/8/2020), sebagaimana diwartakan kantor berita AFP.
Penembakan itu terjadi di perairan Malaysia, di mana nelayan setempat pernah mengeluhkan kapal nelayan Vietnam yang merusak jala mereka.
Penjaga pantai Zubil Mat Som mengatakan ke AFP, dua kapal nelayan Vietnam telah memasuki perairan Malaysia sekitar 128,7 kilometer dari Tok Bali, di lepas pantai timur laut Negara Bagian Kelantan, Minggu malam (16/8/2020).
"Awak penjaga pantai sebelumnya telah melepaskan tembakan peringatan ke udara, tetapi setelah mereka menabrak dan melemparkan sebotol bensin, anak buah saya tidak punya pilihan selain menembaknya untuk membela diri," ujar Zubil.
Zubil menuduh kru kapal Vietnam telah melempar bensin dan ban, untuk coba membakar kapal penjaga pantai yang rusak akibat "benturan agresif".
Seorang nelayan Vietnam menderita luka tembak dan dinyatakan meninggal setelah dibawa ke pantai.
"Kami sedih dengan kejadian mematikan ini. Tapi saya bisa menjamin... anak buah saya mengambil tindakan ini untuk melindungi nyawa mereka dan untuk melindungi kedaulatan nasional kami," tambah Zubil.
Kapal Vietnam dengan 20 awak sisanya kemudian ditarik ke dermaga oleh penjaga pantai.
Sebagian wilayah Laut China Selatan diperebutkan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam, sementara Beijing mengklaim seluruh jalur perairan itu.
Perebutan wilayah laut yang menjadi jalur pelayaran penting dan mencakup daerah kaya ikan ini, menjadikannya sangat rawan konflik.
China dan ASEAN saat ini sedang dalam pembicaraan untuk kode etik di daerah tersebut.
Sementara itu Amerika Serikat (AS) meski bukan penggugat, mengirimkan kapal-kapal patrolinya ke perairan internasional di sana, tapi China mengecamnya sebagai campur tangan urusan regional.
Pada Februari Kuala Lumpur berusaha mencapai kesepakatan dengan Hanoi untuk mengakhiri dugaan intrusi kapal Vietnam ke perairan Malaysia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjaga Pantai Malaysia Tembak Mati Nelayan Vietnam di Laut China Selatan".Penulis : Aditya Jaya IswaraEditor : Aditya Jaya Iswara