Advertorial

Tuduh China Curi Data, Ternyata AS Sendiri Melacak Data Pengguna 500 Aplikasi Smartphone

None
,
Wahyu Subyanto

Tim Redaksi

Pemerintah AS ternyata mengumpulkan data melalui kerjasama dengan kontraktor software pelacakan pada aplikasi.
Pemerintah AS ternyata mengumpulkan data melalui kerjasama dengan kontraktor software pelacakan pada aplikasi.

Intisari-online.com -Bila berbicara soal aplikasi, aplikasi Cina sudah dipandang berbahaya dengan adanya informasi dari Amerika Serikat atau India.

Tak hanya aplikasi, Huawei, TikTok WeChat dianggap dapat mentransfer data warga AS ke pemerintah.

Mungkin bila pemerintah AS memata-matai warganya sendiri merupakan masalah yang tidak besar.

Namun, laporan dari Wall Street Journal sedikit berbeda.

Baca Juga:Tampilan Baru Gmail Terasa Aneh Karena Google Meet? Ini Cara Menghilangkannya

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah AS memiliki kontraktor yang menyematkan software pelacakan lebih dari 500 aplikasi seluler yang digunakan oleh warga AS.

Kontraktor tersebut bernama Anomaly Six LLC dan berbasis di Virginia.

Menurut laporan juga, kontraktor membayar pengembang aplikasi seluler untuk menyertakan kode pelacakan yang dikembangkan sendiri dalam aplikasi mereka.

Pelacak kemudian mengumpulkan data anonim dari smartphone yang menjalankan aplikasi tersebut.

Halaman berikutnya >>>

Artikel Terkait