Bukan cuma itu, 4 orang lainnya di dunia ini juga mengalami kesulitan air bersih selama satu bulan setiap tahunnya.
"Ini adalah situasi bencana bagi orang yang hidup tanpa akses ke air bersih dan sanitasi yang dikelola dengan aman. Kurangnya perhatian di bidang ini telah membuat miliaran orang rentan dan sekarang kita sedang menghadapi konsekuensinya," ungkap ketua UN-Water, Gilbert F. Houngbo kepada Bloomberg.
Penundaan investasi di bidang sanitasi dan air bersih selama bertahun-tahun membuat banyak orang rentan terinfeksi virus corona.
Bahkan bagi mereka yang sudah sembuh pun, potensi tertular kembali masih tetap tinggi.
Baca Juga: Tips Cek Label Pangan Makanan Olahan, Penting Buat Kesehatan
Houngbo mengatakan bahwa dunia perlu menghabiskan $6,7 triliun untuk membangun infrastruktur air sampai tahun 2030 nanti.
Infrastruktur terkait air bersih ini tidak hanya untuk kebutuhan sanitasi, tetapi juga untuk mengatasi masalah jangka panjang dari kasus pandemi semacam ini serta mencegah potensi krisis pangan di masa mendatang.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa perusahaan telah turun tangan untuk menawarkan solusi.
Dari Jepang, ada Lixil Group Corp. yang memiliki merek seperti American Standard dan Grohe. Perusahaan ini bekerja sama dengan UNICEF dan sejumlah mitra lainnya untuk membuat perangkat cuci tangan sederhana yang hanya membutuhkan sedikit air dan mudah dibawa.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR