Dengan modal sekitar $1 juta, mereka mampu membuat 500.000 unit perangkat tadi dan disumbangkan ke 2,5 juta orang di India secara gratis sebelum mulai dijual secara resmi.
Langkah ini dinilai sebagai upaya jangka pendek yang cukup baik di tengah hantaman krisis di tengah pandemi.
Meskipun demikian, investasi berkelanjutan dengan nilai besar tetap sangat diperlukan untuk menyalurkan air bersih ke rumah-rumah penduduk.
World Bank turut memberi perhatian pada masalah air bersih ini. Menurutnya, dampak kesalahan pengelolaan ari dirasakan secara tidak proporsional oleh masyarakat miskin.
Masyarakat di kelas itu cenderung lebih mengandalkan air tadah hujan yang juga digunakan untuk pertanian. Air yang berisiko terkontaminasi benda asing ini digunakan untuk kebutuhan sanitasi dan pangan.
Masyarakat kurang mampu juga sulit mematuhi aturan pembatasan sosial karena kerap kali berkumpul dan berebut air bersih di sumber air terdekat.
Pada tahun 2050 mendatang, Houngbo memprediksi akan ada 5,7 miliar orang yang tinggal di daerah yang kesulitan air bersih selama satu bulan tiap tahunnya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR