Advertorial

Setia Sampai Mati, Wanita Ini Merangkak ke Sisi Tubuh Suaminya yang Telah Meninggal untuk Menghembuskan Napas Terakhir: 'Saya Tidak akan Membiarkan Dia Pergi Sendirian'

Khaerunisa

Editor

Setia Sampai Mati, Wanita Ini Merangkak ke Sisi Tubuh Suaminya yangbTelah Meninggal untuk Menghembuskan Napas Terakhir: 'Saya Tidak akan Membiarkan Dia Pergi Sendirian'

Intisari-Online.com - Janji setia pasangan ini bukan sekedar kata-kata, sepasang suami-istri di Crewe, Virginia meninggal dunia hampir bersama-sama.

Awalnya sang suami yang telah menderita kanker meninggal dalam tidurnya.

Menyaksikan itu, sang istri merangkak ke sisi tubuhnya untuk kemudian menghembuskan napas terakhir.

Melansir Mirror.co.uk (8/8/2020), Seorang wanita meninggal karena patah hati beberapa saat setelah menyaksikan suaminya meninggal karena kanker.

Baca Juga: Memilukan, Seekor Angsa Betina Mati karena 'Patah Hati' Usai Menerima Kelakuan Nakal Para Remaja, Mereka Merasakan Duka Seperti Manusia

Raymond dan Kathleen Atkins merayakan ulang tahun pernikahan bersejarah mereka di rumah mereka di Crewe, Virginia.

Raymond keluar dari rumah sakit setelah berjuang melawan kanker paru-paru selama dua tahun terakhir dan bersumpah untuk kembali ke rumah untuk ulang tahun ke 70 mereka pada 22 Juli.

Tetapi kesehatannya memburuk beberapa hari kemudian dan pria berusia 90 tahun itu meninggal dalam tidurnya pada dini hari.

Diceritakan oleh putra mereka Les Atkins, ayahnya menelpon meminta keluar dari rumah sakit sebelum hari jadi pernikahannya dengan sang istri.

Baca Juga: Donald Trump Jadi Bahan Bulan-bulanan Warganet Karena Salah Sebut Negara Thailand Jadi Thighland: 'Tuan Presiden, Saya Yakin Thighland Ada di Sekitar Uranus'

"Dia menelepon saya dan berkata, 'Saya berdoa kepada Tuhan sepanjang malam dan sepanjang hari agar saya dapat meninggalkan rumah sakit ini, dan saya akan keluar dari sini besok pagi.' Ini adalah hari sebelum hari jadi mereka. "

Dalam kesedihan mengetahui suaminya telah tiada, Kathleen merangkak ke tempat tidur di samping suaminya, dan meninggal tak lama setelah Raymond.

"Dia memberi tahu saudara perempuan saya bahwa dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa dia," kata Les.

"Kemudian, dalam hitungan menit, saudara perempuan saya menelepon kembali dan mengatakan bahwa ibu saya telah merangkak di tempat tidur bersamanya dan diliputi kesedihan," ungkapnya.

Baca Juga: Lantaran Satu Ucapan Xi Jinping, Kapal-kapal Induk AS di Laut China Selatan Tak Jadi Sasaran Tembak, Militer AS Harus Lihat Sikap Presiden Tiongkok

Kathleen kemudian berkata: "Saya tidak akan membiarkan dia pergi sendiri."

Itulah kata-kata terakhir yang dikatakan ibunya, kata Les Atkins.

Dalam beberapa menit, Kathleen tetap setia pada kata-katanya untuk selalu bersama suaminya.

"Mereka tidak ingin pergi sendiri. Mereka telah menjalani hidup ini bersama. Mereka memiliki iman yang kuat, dan mereka menolak untuk berpisah," kata Les.

Bahkan sang anak pun beranggapan bahwa apa yang terjadi pada ayah dan ibunya bak cerita dongeng.

"Ini dongeng dalam segala arti," katanya.

Baca Juga: Elang Hitam, 'Kode Rahasia' Indonesia Imbangi Agresivitas China, Garda Terdepan dalam Perlombaan Senjata Asimetris di Asia Pasifik

Pasangan yang setia sampai mati itu memiliki empat anak, enam cucu, dan 17 cicit.

Ketika Les memilah-milah barang milik orang tuanya, Les menemukan beberapa kata inspiratif yang telah dia tulis.

“'Lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan.' Saya pikir hanya itu yang mereka lakukan selama 70 tahun. Mereka melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan, "katanya.

Raymond dan Kathleen Atkins pun dimakamkan berdampingan.

Baca Juga: Anehnya Penegakan Hukum di Negara Ini, Veteran Militer Penjual Ganja Batal Dipenjara Seumur Hidup Tapi Warga Merampok Gunting Pagar Diberi Hukuman Penjara Seumur Hidup

Broken Heart Syndrome

'broken heart syndrome' atau sindrom patah hati, yaitu saat kondisi patah hati dapat menyebabkan kematian.

Lewat penelitian yang dilakukan oleh Nichloas A. Christakis of Harvard dan Felix Elwert dari University of Winconsin, keduanya menganalisa 373.189 pasangan berusia tua di Amerika Serikat selama sembilan tahun.

Mereka berfokus untuk melihat apakah benar saat pasangannya meninggal, seseorang juga menyusul dan mencari tahu alasan dibaliknya.

Christakis dan Elwert menemukan bahwa benar saja, jika pasangannya meninggal, maka kesempatan belahan jiwanya menyusul kian meningkat selama tiga bulan.

Baca Juga: Gara-gara Asam Lambung Menahun, Rezeki Totok Jadi Lebih Kenceng Setelah Bertemu Madu Klanceng

Dalam kasus suami yang ditinggal oleh istrinya, peningkatan kematian naik 18 persen. Sedangkan untuk istri yang ditinggal suami, peningkatannya naik 16 persen.

"Kematian pasangan, apapun alasanya dapat menjadi ancaman signifikan untuk kesehatan dan meningkatkan resiko kematian, apapun penyebabnya," tulis penelitian tersebut.

Dr. Barbara Messinger-Rapport menyebutkan bahwa kondisi emosional traumatis atas kehilangan orang terkasih sungguh dapat menyebabkan nyeri pada bagian dada dan gagal jantung secara tiba-tiba.

Hal ini disebabkan oleh hormon yang tak menentu.

"Ketika menghadapi kejadian mendadak yang menakutkan, tubuh benar-benar akan memproduksi lebih banyak adrenalin. Dalam jumlah banyak, itu cukup menjadi racun untuk jantung," ujar Messinger-Rapport.

Baca Juga: Penemuan Jenazah Bocah Bercelana SD Sempat Bikin Geger Warga, Identitasnya Akhirnya Terungkap

(*)

Artikel Terkait