Find Us On Social Media :

Gara-gara Asam Lambung Menahun, Rezeki Totok Jadi Lebih Kenceng Setelah Bertemu Madu Klanceng

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 9 Agustus 2020 | 05:00 WIB

Totok Sugiyanto (34) alias Totok Klanceng tak pernah menyangka bahwa asam lambung menahun yang dideritanya justru mendatangkan rezeki baginya. Bisa jadi dia sekarang adalah satu-satunya pengusaha madu klanceng di seantero Bantul.

Totok Sugiyanto (34) tak pernah menyangka bahwa asam lambung menahun yang dideritanya justru mendatangkan rezeki baginya. Bisa jadi dia sekarang adalah satu-satunya pengusaha madu klanceng paling mentereng di seantero Bantul.

Penulis: Habib Asyhad

Intisari-Online.com - Walau seluruh bagiannya tembok, rumah itu sederhana belaka. Tak berbeda dengan rumah-rumah di sekitarnya. Yang membuatnya tampak sedikit berbeda adalah rerimbunan lee kwan yew di depannya sehingga membuat rumah yang berada di Samiran, Parangtritis, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, itu terlihat lebih asri.

Lee kwan yew yang ini bukan nama mantan Perdana Manteri Singapura, melainkan tanaman merambat kekinian ber-KTP ilimiah Vernonia elliptica. Di Indonesia sendiri tanaman ini populer dengan sebutan janda merana. Selain janda merana, di depan rumah itu juga bertebaran air mata pengantin dan pohon jeruk dan pohon salam.

Bukan semata-mata hiasan, keberadaan tumbuhan itu ternyata ada maksud spesifiknya. Tuan rumah sengaja menanam tanaman-tanaman itu untuk memanjakan koloni-koloni lebah klanceng yang dia budidaya. Setidaknya ada 30 koloni yang ngendon di samping rumahnya.

Rumah itu adalah milik Totok Sugiyanto (34) yang kini lebih dikenal sebagai Totok Klanceng. Sematan kata “Klanceng” di belakangnya semata-mata merujuk pada profesi barunya sebagai pembudidaya lebah klanceng atau klanceng atau dalam istilah populernya lebih dikenal dengan Trigona sp.

Perjumpaan Totok dengan madu klanceng sejatinya semacam blessing in disguise. Bagaimana tidak, dia mesti mengalami gangguang asam lambung menahun terlebih dahulu sebelum akhirnya menemukannya.

Ketika itu pertengahan 2017. Totok yang menderita asam lambung menahun punya keinginan besar untuk sembuh. Salah seorang temannya kemudian menyarankannya untuk rutin mengonsumsi madu yang memang bagus untuk pencernaan.

Kita tahu, di dalam madu murni terkandung setidaknya empat jenis enzim: enzim diastase untuk memecah zat gula moltase, enzim amilase untuk memecah karbohidrat menjadi gula sederhana, enzim invertase yang memecah zat gula menjadi sukrosa, dan enzim protease jagoan dalam hal memecah protein dan asam amino.

Nah, ndilalah-nya yang dijumpai Totok adalah pembudidaya madu klanceng kelas kakap di Klaten, Jawa Tengah, bernama Radityo. Sejak itu dia rutin meminum madu klanceng, dan dalam kurun waktu kurang lebih sebulan penyakitnya itu alhamdulillah sembuh. Sudah tak ada lagi sariawan-sariawan yang tak diinginkan tiba-tiba muncul.

Merasakan langsung khasiat madu klanceng, Totok pun kesemsem untuk membudidayakannya. Dari pembudidaya yang sama, di pengujung 2017, dia nekat membeli satu koloni dan memulai budidaya madu klanceng. Ketika itu modal awal Totok hanya Rp200 ribu, tok.