Advertorial
Intisari-Online.com - Militer China nampaknya tak tinggal diam setelah beberapa militer negara lain melakukan latihan di dekat wilayahnya.
Dan untuk menjawab itu, pemerintah China mengumuman sesuatu yang mengejutkan.
Di mana dilansir dari kontan.co.id pada Sabtu (1/8/2020), mereka akan menggunakan pesawat pengebom jarak jauh untukunjuk gigi dalam latihan udara baru-baru ini di Laut China Selatan.
Ini dilakukan karenameningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing mengenai jalur air strategis.
Military Timesmemberitakan, juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengatakan, latihan itu termasuk lepas landas dan pendaratan malam hari dan simulasi serangan jarak jauh.
Di antara pesawat itu adalah pembom H-6G dan H-6K, pesawat versi upgrade yang lama digunakan dengan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan Angkatan Udara Angkatan Laut PLA.
Ren mengatakan, latihan sebelumnya telah dijadwalkan dan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pilot dalam beroperasi di bawah semua kondisi alam.
Tapi tidak jelas apakah bom aktif digunakan dalam aksi latihan ini.
Sebelumnya, AS pada bulan ini untuk pertama kalinya menolak klaim China secara langsung di Laut China Selatan.
Kondisi itu membuat Beijing menuduh AS bahwa negara adikuasa itu berusaha menciptakan perselisihan antara China dan negara tetangganya.
Seperti diketahui, ada lima negara lain yang juga melakukan klaim di Laut China Selatan.
AS bersikeras bahwa sengketa maritim antara China dan negara-negara tetangganya bisa diselesaikan secara damai melalui arbitrasi yang didukung oleh AS.
Namun dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington sekarang menganggap hampir semua klaim maritim Tiongkok di luar perairannya yang diakui secara internasional merupakan sesuatu hal yang ilegal alias tidak sah.
"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo seperti yang dilansirMilitary Times.
Ulang tahunTentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Hari ini, Sabtu, 1 Agustus, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) merayakan hari jadinya yang ke-93.
Tahun ini, PLA menjalani misi yang sangat sulit, termasuk menanggapi ancaman militer dari negara-negara lain di Laut China Selatan, Selat Taiwan, dan perbatasan India.
MelansirGlobal Times,di luar ancaman militer, Kementerian Pertahanan Nasional menyatakan pada konferensi pers Kamis (30/7/2020), PLA telah berhasil menangani banjir setelah mereka menyelesaikan misi memerangi virus corona baru.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengatakan, PLA dan Kepolisian China mengirim lebih dari 720.000 personel untuk melakukan 3.749 misi di seluruh wilayah yang terkena dampak banjir belum lama ini.
Tapi, tahun 2000 juga menjadi tahun yang intens untuk pengembangan senjata dan peralatan militer China, meskipun ada pandemi virus corona.
MengutipGlobal Times, pada 12 Januari, Nanchang, kapal perusak tipe 055 dengan rudal berpandu pertama China, secara resmi bergabung dengan Angkatan Laut PLA lewat seremoni di sebuah pelabuhan di Qingdao, Provinsi Shandong, China Timur.
Di bulan-bulan berikutnya, Nanchang melakukan serangkaian pelatihan termasuk penembakan senjata utama, ketika pengamat militer mengatakan, kapal perang China itu berada di jalur cepat untuk mencapai kemampuan operasional awal.
Pada 22 April, China meluncurkan kapal serbu amfibi Tipe 075 kedua di Shanghai.
Tipe 075 pertama, yang meluncur pada September 2019, segera melakukan pelayaran perdananya.
Kemudian, Kementerian Pertahanan China, Kamis (30/7/2020), mengungkapkan pembom H-6J untuk pertama kalinya tampil perdana dalam latihan di Laut China Selatan baru-baru ini.
Pesawat tersebut membawa rudal jelajah supersonik anti-kapal dan memiliki jangkauan tempur lebih jauh.
Di darat, senjata terbaru PLA yang melakukan debut publik mereka adalah tank ringan Tipe 15 dan artileri howitzer yang dipasang di kendaraan PCL-181.
Menurut pakar militer, kemajuan lebih lanjut dalam pengembangan senjata baru China kemungkinan akan muncul di pameran dirgantara dua tahunan pada November nanti.
Yakni, jet tempur siluman J-20 dengan mesin yang dikembangkan di dalam negeri.
Pada Kongres Rakyat Nasional yang berlangsung Mei lalu, China mengumumkan kenaikan anggaran pertahanan 2020 sebesar 6,6% menjadi 1,27 triliun yuan atau sekitar 178,2 miliar US Dollar.
Ini akan memastikan China memiliki kemampuan untuk menghadapi peningkatan ancaman militer dari negara lain, kata para analis.
(Barratut Taqiyyah Rafie/SS. Kurniawan)
(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Pesawat pengebom jarak jauh Tiongkok unjuk gigi di Laut China Selatan" dan "Hari ini angkatan bersenjata China ulang tahun, berikut mesin perang baru mereka")