Advertorial
Kini Sudah Menjadi Kebiasaan Banyak Orang, Berbagi Foto Makanan di Media Sosial Ternyata Menyimpan Dampak Buruk, Wah Seperti Apa Ya?
Intisari-Online.com - Memotret makanan yang hendak kita santap dan membagikannya di media sosial kini sudah menjadi kebiasaan banyak orang.
Bahkan, kegiatan itu sudah menjadi rutinitas, layaknya berdoa sebelum makan.
Tanpa aba-aba, ketika makanan datang dibawa oleh pramusaji, maka sekelompok orang di meja sebuah restoran biasanya akan menghentikan obrolan.
Lalu mereka kompak mengeluarkan ponsel dan menuju menu kamera untuk membidik makanan dari berbagai angle.
Apakah kebiasaan tersebut juga sering Anda lakukan?
Lalu sadarkah Anda jika kegiatan tersebut memiliki berbagai dampak?
Melansir Mirror.co.uk (26/7/2020), Seorang ahli gizi, Pixi Turner dan rekannya mengatakan bahwa media sosial memiliki dampak signifikan pada cara kita makan.
Media sosial mengubah apa yang kita pilih untuk dimakan, bagaimana dan mengapa kita memilih makanan.
Teknologi modern telah mempengaruhi makanan kita, baik secara positif maupun negatif.
Mempotret, Instagram dan perasaan bahagia
Mengambil foto makanan dan mengunggahnya ke media sosial bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka yang membuat suatu makanan sendiri.
Memotret makanan yang telah dibuat susah payah bisa jadi karena makanan tersebut merupakan suguhan istimewa yang ingin diingat.
Selain itu, 23% pengguna Instagram memotret makanan mereka untuk photoblog atau sebagai buku harian makanan.
Ada beberapa hal yang dapat mendekatkan orang-orang dengan cara yang sama seperti berbagi makanan, bahkan jika pengalaman berbagi itu terjadi melalui layar daripada melintasi meja.
"Ketika kami berbagi makanan di media sosial, kami mengundang orang lain untuk berpartisipasi dalam pengalaman kami. Dengan memposting tentang makanan kita di media sosial, kita tidak pernah benar-benar makan sendirian," kata Turner dikutip dari Mirror.
Perangkap Perbandingan
Ada dampak positif, juga negatif dari kebiasaan berbagi foto makanan di media sosial.
Dikatakan bahwa berbagi gambar makanan Anda mengundang berbagai asumsi, penilaian, dan rasa malu.
Akun makanan dapat mengundang perbandingan dan sering menyebabkan kecemasan terhadap makanan.
"Mereka terkena banyak informasi yang salah, biasanya online, dan mereka bosan merasa stres tentang semua yang mereka makan" kata Turner.
Munculnya Influencer
Menurut Turner, influencer menggunakan kehadiran media sosial untuk mempengaruhi kebiasaan membeli, makan, atau berolahraga dari para pengikutnya.
Sering kali, foto makanan online digunakan hanya untuk status.
Orang-orang mungkin akan lebih memilih untuk memposting makanan dari restoran berbintang dengan makanan mahal dan eksklusif daripada tempat makan lokal sederhana.
Foto-foto tersebut membuat hidup kita terlihat menarik dan diinginkan, yaitu ketika makanan-makanan indah ini dibagikan dan menjadi viral.
Kita dapat menderita ketakutan akan 'ketinggalan jaman' ketika umpan di media sosial berisi hal-hal yang belum pernah kita coba.
Penampilan vs Rasa
Munculnya influencer dan media sosial telah mendorong restoran untuk membuat makanan yang secara estetika menyenangkan dan disukai, tetapi tidak selalu memuaskan selera.
Ketika hidangan tertentu menjadi sensasi Instagram, itu menghasilkan orang-orang yang mengantri.
Serangan balik kamera
Sementara itu, banyak koki dan restoran akan menyukai ketika pelanggan mengambil foto dan membagikannya secara online, meski ada sebagian lainnya yang bersikap sebaliknya.
Koki kelas atas seperti David Chang di Ko yang berbintang Michelin di New York telah melarang pengunjung mengambil foto makanan, sementara The Fat Duck di Berkshire, yang dimiliki oleh Heston Blumenthal, memiliki kebijakan tanpa flash.
Sekelompok koki Perancis telah mengancam untuk melarang kamera dan ponsel dari restoran mereka sepenuhnya.
Meskipun hal tersebut mungkin tampak agak ekstrem, beberapa kritik mereka beralasan. Yaitu bahwa menjeda percakapan untuk mengambil gambar dengan flash, tak jarang mengganggu semua orang di sekitar kita.
Beberapa koki dan pemilik restoran bahkan mengatakan mereka merasa diperas oleh influencer, beberapa di antaranya mengancam untuk menulis ulasan buruk kecuali mereka menerima makanan gratis atau diskon.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari.Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari