Advertorial
Intisari-online.com - Bak Terkena Pukulan Telak, Mendadak 90 Ilmuwan yang Menggarap Penelitian Nuklir Penting di China Mengundurkan Diri, Terungkap Banyak Orang China Ogah Jadi PNS.
Baru-baru ini kabar menggemparkan datang dari daratan China, di mana ilmuwan penting mereka mendadak mengundurkan diri.
Di tengah panasnya persaingan global untuk menciptakan senjata berkekuatan dasyat dan teknologi nuklir.
China menjadi salah satu negara yang mengembangkan teknologi nuklir.
Menurut 24h.com.vn, Kamis (23/7/2020), China memiliki Institute Teknologi Keamanan Energi Nuklir (INEST) di Hefei yang dianggap sangat penting bagi China.
Namun, bak terkena pukulan telak, baru-baru ini China mengumumkan ada sekitar 90 ilmuwannya mendadak berhenti dari pekerjaan mereka di INEST.
Menurut media China, lebih dari 90 ilmuwan yang sebagian besar memiliki gelar doktor, mereka berhenti dari pekerjaan mereka di INEST.
INEST adalah bagian dari Institute Ilmu Fisika Hefei, bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Ini adalah salah satu fasilitas penelitian terkemuka di China.
INEST ditugaskan untuk meneliti dan mengembangkan keselamatan dan teknologi nuklir-nuklir canggih.
Bidang yang diminati termasuk fisika neutron, energi fisika canggih, energi fusi, dan aplikasi teknologi nuklir yang diperluas.
Akademi Ilmu Pengetahuan China juga telah mempublikasikan Informasi tentang penyelidikan yang dipimpin oleh Liu Hue.
Liu He adalah wakil perdana menteri China yang memimpin investigasi khusu untuk mencari tahu mengapa 90 ilmuwan mereka mendadak mengundurkan diri.
Padahal, lembaga itu sangat penting bagi pemerintah China pada saat ini.
Sementara itu, ada beberapa dugaan yang diperkirakan oleh China Business Journal mengenai situasi di sana.
Para Ilmuwan INEST dan dewan manajemen institute Ilmu Fisika Hefei memiliki perbedaan tentang pihak mana yang memiliki hak untuk menggunakan fasilitas kantor di INEST.
Seorang karyawan INEST mengatakan, dia mengundurkan diri setelah mendapatkan tawaran bekerja di tempat lain.
Penyelidikan langsung oleh Liu He menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Akademi Ilmu Pengetahuan China juga mengirim tim investigasi ke Heifei.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak ilmuwan muda di China telah rela menyerahkan pekerjaan mereka di lembaga negara ke perusahaan swasta.
Mereka merasa di perusahaan swasta, bisa mendapatkan gaji lebih dan lebih sedikit kendala.
Tahun 2018, seorang ilmuwan rokter terkenal meninggal di perusahaan dirgantara yang dikendalikan oleh negara.
Untuk memilih bekerja di perusahaan swasta dengan alasan keamanan menjadi pemicunya.
Dia menganggap bahwa pemerintah tidak memiliki kebijakan yang baik untuk mempertahankan bakat karyawannya.