Advertorial
Intisari-online.com - Sudah 18 tahun Timor Leste memperoleh kemerdekaannya, namun di balik itu semua ada bentrokan militer antara Indonesia vs Timor Timur.
Salah satu yang paling menegangkan dalam bentrokan Timor Timur melawan Indonesia, dalah tujuh prajurit ABRI dari Batalyon Infenteri Lintas Udara (Yonif Linud 501).
Prajurit ABRI itu harus bertarung mati-matian, kala mengahan gempuran dari Fretilin.
Bahkan mereka harus melawan meski jumlah musuhnya mencapai ratusan.
Menurut Sosok.ID melalui Warta Kota, artikel menceritakan kisah pasukan Yonif 501, berangkat dari markasnya menuju Baucau, Timor Timur pada Maret 1983.
Yonif Linud 501 saat itu dipimpin oleh Letkof Inf Sujana.
Misi mereka adalah untuk mengadakan kontak daman dengan milisi kemerdekaan Timor Timur.
Kemudian, 9 Maret 1984, Wakil Komandan Batalyon Mayor Inf Wibisono memerintahkan Serda Trilis untuk menjemput dan mengawal Panglima ABRI Benny Moerdani, menuju Timor Timur.
Serda Trilis bersama dengan 8 personel Yonif Linud 501 bergerak menuju distrik Viqueque menggunakan 4 kendaraan Land Rover menjemput Benny Moerdani.
Perjalanan itu tidak melewati jalan yang mulus, karena waktu itu di Timor Timur hanya jalanan kota yang sudah diaspal.
Pada pukul 02.30 WIT, salah satu kendaraan Land Rover yang ditunggangi Yonif 501 mogok di hutan rimba.
Untung mobil tersebut masih bisa diperbaiki dan langsung melanjutkan perjalanan.
Dua jam perjalanan pukul 04.30 WIT, 10 Maret 1984 kesembilan personel Yonif Linud 501 dihadang ratusan milisi Fretlin di gunung Baunoraq perbatasan Osso-Viqueque.
Milisi Fretlin langsung menghujani keempat kendaraan Land Rover dengan tembakan gencar.
Belum sempat melawan, Serda Trilis pemimpin pasukan Yonif Linud 501 tertembak bagian lengan kanannya.
Dia pun tewas seketika itu juga.
Mengetahui hal ini, kedelapan personel Yonif Linud langsung keluar mobil sambil berlindung membalas serangan milisi Fretlin
Satu lagi, personel Yonif Linud 501 bernama Pratu Imam tertembak dan meninggal dunia.
Tersisa hanya 7 personel lawan ratusan milisi Fretilin, prajurit ABRI dengan gagah berani nekat menahan gempuran Fretlin menggunakan rifle SS-1.
Meski dihujani peluru oleh ratusan milisi Fretilin, prajurit ABRI tetap bertahan dan melawan.
Namun begitu milisi Fretilin sadar musuh terdesak, mereka berteriak "Apanca Maubere" yang artinya "Maju Terus" untuk menghabisi sisa pasukan Yonif Linud 501.
Namun, pasukan Yonif Linud 501 tidak menyerah dan berusaha menahan gempuran milisi Fretilin.
Ketika milisi Fretilin mendekat dengan jarak hanya 10 meter, tembakan mortir terdengar dari pasuka Militer Indonesia nyalak yang menerjang musuh.
Helikopter bantuan dari pasukan Indonesia datang, membuat milisi Fretilin kocar-kacir, karena mereka terlanjur maju tanpa perlindungan.
Tembakan mortir yang dilemparkan helikopter Marinir menghantam kelompok milisi Fretilin, dan melibas para musuh.
Hasilnya banyak musuh yang tewas dengan serangan balik oleh militer Indonesia.
Pada pukul 12.00 WIT situasi dinyatakan sudah kembali normal,setelah melakukan pengecekan ada 3 personil ABRI yang gugur 2 orang terluka dan 4 lainnya selamat.
Paukan Yonif Linud 501 yang selamat kemudian dimintai keterangan oleh Kapten Inf Suryo tentang rincian kejadian penghadangan tersebut.