Advertorial

Masih Ingat Pembunuhan Sadis Jurnalis Jamal Khashoggi? Sidang Dibuka, 2 Pembantu Putra Mahkota Saudi Jadi Terdakwa

Tatik Ariyani

Penulis

Al Jazeera melaporkan, persidangan dimulai di pengadilan utama provinsi Istanbul di distrik Caglayan pukul 10:00 waktu setempat (07:00 GMT) pada Jumat (3/7).
Al Jazeera melaporkan, persidangan dimulai di pengadilan utama provinsi Istanbul di distrik Caglayan pukul 10:00 waktu setempat (07:00 GMT) pada Jumat (3/7).

Intisari-Online.com - Jurnalis Arab saudi, Jamal Khashoggi, dibunuh di dala konsulat Kerajaan Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 lalu.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan ini.

Kabar terbaru, Pengadilan Turki telah membuka persidangan 20 warga negara Saudi yang didakwa atas pembunuhan Khashoggi.

Al Jazeera melaporkan, persidangan dimulai di pengadilan utama provinsi Istanbul di distrik Caglayan pukul 10:00 waktu setempat (07:00 GMT) pada Jumat (3/7).

Baca Juga: 'Menuhankan' Ekonomi, Negara-negara Ini Pilih Cabut 'Lockdown' Lebih Awal, Grafik Ini Tunjukan Betapa Mematikan Dampaknya

Khashoggi, kolumnis Washington Post yang berusia 59 tahun, terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, setelah ia memasuki tempat itu untuk mendapatkan dokumen pernikahan yang direncanakannya.

Para pejabat Turki mengatakan, tubuh Khashoggi dimutilasi di konsulat oleh para pembunuh dan jenazahnya belum ditemukan.

Pada bulan Maret 2019, jaksa penuntut Turki mendakwa 20 warga negara Saudi atas pembunuhan Khashoggi, termasuk dua mantan pembantu senior Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto kerajaan Saudi.

Menurut surat dakwaan itu, mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi Ahmed al-Assiri dituduh membentuk tim pembunuh dan merencanakan pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Aneh, Seluruh Laki-laki di Sebuah Kampung di Sumatera Utara Ini Tiba-tiba Menghilang Tanpa Jejak, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya

Mantan penasihat media, Saud al-Qahtani, dituduh menghasut dan memimpin operasi dengan memberikan perintah kepada tim pembunuh.

Tersangka lain adalah perwira Saudi yang diduga mengambil bagian dalam operasi pembunuhan.

Para jaksa penuntut Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk para tersangka.

Baca Juga: Wajah 'Mesum' Korps Penjaga Perdamaian PBB, Gunakan Mobil Dinas untuk Berhubungan Badan, Ratusan Petugas Lain Terlibat Eksploitasi Seks

Andrew Gardner, peneliti senior Turki dari Amnesty International yang berbasis di Inggris mengatakan ada harapan persidangan akan menjelaskan bukti baru dan juga menginterogasi bukti yang sudah tersedia.

"Persidangan ini dan upaya-upaya lain oleh pihak berwenang Turki penting dalam menjaga agar pembunuhan itu menjadi perhatian, tidak membiarkannya dilupakan," kata Gardner kepada Al Jazeera dari Istanbul.

"Pengadilan ini bukan pengganti untuk penyelidikan internasional yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mudah-mudahan itu hanya akan menjadi batu loncatan di jalan untuk memastikan penyelidikan seperti itu terjadi. Dan dalam arti itu sangat berharga," tambahnya.

Pembunuhan Khashoggi, yang berdomisili di Amerika Serikat itu, memicu serangan di seluruh dunia terhadap Arab Saudi dan menyebabkan kerusakan pada citra Pangeran MBS di arena internasional.

Laporan CIA disebu-sebut menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi itu memerintahkan pembunuhan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Saudi.

Agnes Callamard, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum juga menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa MBS dan pejabat senior Saudi lainnya bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi, dalam laporan investigasi yang diterbitkan pada Juni 2019.

Baca Juga: Tak Ada Satu Pun Kasus Positif Covid-19 di Korea Utara, Kim Jong Un Suruh Bawahannya Tetap Waspada, 'Jangan Cepat Berpuas Diri!'

Callamard juga diharapkan menjadi hadir di persidangan Jumat.

Pemerintah Saudi menyebut pembunuhan itu sebagai "operasi jahat" setelah berulang kali menyangkal keterlibatan dalam insiden itu selama berminggu-minggu.

Hubungan Turki dengan Arab saudi berada di bawah tekanan kuat setelah pembunuhan Khashoggi, yang secara pribadi dikenal oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan mengatakan pembunuhan itu diperintahkan pada "tingkat tertinggi" pemerintah Saudi.

Pada bulan Desember 2019, pengadilan di Arab Saudi dilaporkan menjatuhkan hukuman mati atas lima orang dan tiga lainnya dikenai hukuman penjara atas pembunuhan Khashoggi dalam pengadilan yang berlangsung tertutup.

Menurut Amnesty's Gardner, masalah utama dalam menyelidiki pembunuhan Khashoggi adalah kurangnya kerja sama otoritas Saudi dan tidak adanya orang yang dituduh.

Baca Juga: Ketika Presiden Jokowi Baru Ancam Reshuffle, di Prancis Seluruh Anggota Kabinet 'Dipecat' Tanpa Banyak Drama,Kabinet Langsung Bubar Jalan!

"Dan itu benar-benar menggarisbawahi lagi mengapa penyelidikan internasional yang dipimpin PBB diperlukan. Untuk itu, kerja sama semua pihak diperlukan dengan pemerintah Turki dan Saudi berbagi semua bukti yang mereka kumpulkan," katanya.

Pada Mei 2020, putra Khashoggi, Salah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keluarganya telah memaafkan pembunuh ayahnya.

Khomarul Hidayat

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Sidang pembunuhan Jamal Khashoggi dibuka, 2 pembantu Putra Mahkota Saudi terdakwa"

Artikel Terkait