Advertorial
Intisari-Online.com - Bukan rahasia lagi, ISIS memiliki jumlah kekayaan yang fantastis untuk mendanai terorisme.
Sebuah situs The New Worth Celebrity, kemudian melaporkan soal kekayaan yang dimiliki ISIS sekitar 2 milliar Dollar As (Sekitar Rp28 triliun).
Rupanya jumlah tersebut adalah hasil dari penjualaan minyak mentah yang menghasilkan 1,5 Juta Dollar AS (sekitar Rp2 milliar).
Namun masih banyak sumber penghasilan lain yang membuat mereka kaya raya, salah satu penjualan narkoba.
Polisi Italia dilaporkan menyita 14 ton narkoba buatan ISIS senilai Rp 16 triliun, menjadikannya penangkapan terbesar di seluruh dunia.
Barang haram itu, berbentuk 84 juta tablet Captagon yang disembunyikan di dalam produk industrial itu bernilai sekitar 1 miliar euro.
Dalam keterangan Kepolisian Naples, obat psikotropika tersebut hendak dijual ke Eropa, dengan dana hasil penjualannya digunakan untuk mendanai terorisme.
"Kami tahu ISIS mendanai kegiatan terorisnya dari penjualan narkoba yang dibuat di Suriah, yang dalam beberapa tahun terakhir jadi produsen amphetamines terbesar dunia," ujar polisi.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Kekurangan Tiamin atau Vitamin B1
Penegak hukum menjelaskan, tiga kontainer mencurigakan awalnya sampai di Salermo, selatan Naples, dan berisi gulungan kertas untuk industri, begitu juga mesinnya.
Setelah gulungan kertas dan dan roda gigi dipotong, aparat menemukan tablet dengan gambar dua setengah lingkaran, simbol dari Captagon.
Video yang dipublikasikan oleh Kepolisian Naples menunjukkan pil itu tumpah, begitu mereka membuka paksa gulungan tersebut.
Baca Juga: Tak Terima Peneliti Sebut Virus Flu Babi G4 Berpotensi Jadi Pandemi, Ini yang Dikatakan China
"Ini merupakan penyitaan terbesar amphetamines yang terjadi di seluruh dunia," jelas penegak hukum seperti dikutip AFP Rabu (1/7/2020).
"Obat jihad"
Captagon, yang adalah nama sebuah merek, awalnya dibuat untuk keperluan medis. Tapi versi ilegalnya disebut sebagai " Obat Jihad".
Sebabnya dalam keterangan polisi Italia, obat itu secara luas digunakan oleh anggota ISIS ketika terjun ke medan pertempuran.
Mengutip Badan Penegakan Obat AS (DEA), Kepolisian Naples menyatakan kelompok teroris itu memanfaatkan wilayah yang mereka kuasai untuk menjual narkoba.
Begitu pabrik didirikan, otoritas menyebut sangat mudah bagi teroris untuk memproduksi jumlah besar narkoba untuk mendapatkan dana.
Kepolisian menuturkan, jumlah barang haram yang berhasil mereka sita dikatakan bisa "memuaskan seluruh Eropa", tanpa menjabarkannya.
"Konsorsium" geng kriminal diduga terlibat dalam distribusi obat, termasuk keyakinan mafia kuat asal Naples, Camorra, turut di dalamnya.
Penegak hukum menjelaskan, kemungkinan praktik produksi dan distribusi narkoba sintetis di Eropa terhenti sejak virus corona melanda.
"Banyak penyelundup, termasuk konsorsium, beralih ke Suriah yang. nampaknya, sama sekali tidak mengendurkan produksinya," jelas kepolisian.
Dua pekan lalu, juga di pelabuhan Salermo, polisi juga menyita kontainer yang dikirim dari Suriah berisi 2.800 kilogram ganja.
Selain itu juga terdapat lebih dari satu juta pil amphetamines dengan simbol yang sama seperti yang disita pada Rabu waktu setempat.
Harian La Repubblica melaporkan, polisi curiga karena kontainer tersebut, yang nampaknya berisi meja dan baju olahraga, tujuannya adalah Libya melalui perusahaan Swiss.
Baca Juga: Rutinlah Meminum Ramuan Ajaib Madu dan Kunyit, Khasiatnya Sungguh Luar Biasa
Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Italia Sita Narkoba Buatan ISIS Senilai Rp 16 Triliun"