Advertorial
Intisari-online.com -China benar-benar tidak tahu malu dan bertekad untuk menguasai Laut China Selatan.
Sudah mendapat perlawanan dari negara ASEAN yang tidak terima perlakuan sewenang-wenang mereka, China tetap berusaha menguasai perairan kaya sumber daya alam tersebut.
Dikutip dari harian VN Express, Administrasi Keamanan Maritim China di Provinsi Hainan telah umumkan rencana untuk melaksanakan latihan militer di dekat Pulau Paracel, Vietnam.
Tidak tanggung-tanggung, latihan militer itu akan dilaksanakan dari Rabu sampai Minggu.
Disebutkan dalam situs resmi mereka jika tidak boleh ada kapal lain masuk ke perairan Laut China Selatan saat latihan dilaksanakan.
Aksi tersebut datang di tengah kekhawatiran terkait tindakan barbar China di Laut China Selatan sampai sekarang.
Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah lakukan aksi agresif di perairan tersebut sejak awal tahun ini.
Sembari negara lain dibuat kelimpungan dengan melawan wabah Covid-19, China tenang-tenang saja dan fokuskan upaya mereka untuk menguasai Laut China Selatan.
Pulau Paracel, yang berada di kedaulatan Vietnam dan bernama Hoang Sa serta pulau Spratly atau Truong Sa sebenarnya berada di salah satu distrik Vietnam bernama Xisha dan Nansha.
China juga telah menenggelamkan kapal ikan Vietnam, kemudian melarang kapal-kapal untuk menambak ikan.
Tidak hanya itu, China juga mengirim kapal khusus untuk membuat malu kapal tangker minyak dan gas Malaysia.
Namun tindakan China rupanya tidak berhenti sampai di situ saja.
Baru-baru ini, mereka umumkan proyek pertanian sayuran di pulau Woody, yang bernama Phu Lam di Vietnam.
Pulau Woody adalah salah satu pulau di Paracel, dan tujuan dilakukan pertanian di situ untuk memperkuat klaim ilegal mereka.
China sampai sudah mengirim dua catatan diplomatik ke PBB untuk mengesahkan klaim mereka terkait nine-dash line.
KTT ASEAN ke-36 di Hanoi Jumat lalu, para pemimpin negara ASEAN menyebutkan kekhawatiran mereka terkait apa yang terjadi di Laut China Selatan.
Serta, mereka bersepakat untuk bersatu menangani tindakan China.
Vietnam hendak lakukan negosiasi antara ASEAN dan China terkait Kode Etik di Laut China Selatan.
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc menyebutkan di KTT tersebut jika pandemi Covid-19 mengganggu diskusi Kode Etik antara ASEAN dan China.
Padahal diskusi tersebut telah berlangsung sejak tahun 2002 untuk mengembangkan aturan legal yang mengikat semua yang berkepentingan.
Menteri Luar Negeri Vietnam telah berulang kali mengatakan semua aktivitas yang ada di pulau Paracel dan Spratly tanpa izin Vietnam tidak legal.
Karena kedua pulau tersebut berada di teritori Vietnam.
Vietnam sebutkan mereka memiliki bukti legal dan sejarah terkait klaim mereka di kedua pulau tersebut serta di perairannya.
Klaim mereka juga ditegaskan oleh konvensi internasional PBB atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).
China sendiri telah berusaha merebut kepulauan tersebut dari Vietnam Selatan secara paksa pada tahun 1974.
Sejak itu mereka telah sewenang-wenang sok berkuasa di sana.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini