Laudya Cynthia Bella Resmi Bercerai dari Engku Emran: Terlalu Mesra Saat Menikah Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Perceraian

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Kabar mengejutkan datang dari artis papan atas Indonesia,Laudya Cynthia Bella.

Dilansir dari kompas.com padaRabu (1/7/2020), Bella mengaku sudah bercerai dari Engku Emran.

"Sudah berbagai upaya yang kami lakukan, ini adalah takdir Allah SWT, rumah tangga kami hanya sampai di sini, dan sudah segala proses kami juga lalui, saat ini semuanya sudah selesai," kata Bella.

Bella juga menjelaskan bahwa dia dan Emransepakat untuk berpisah secara baik-baik.

Baca Juga: Sering Dipandang Sebelah Mata, NyatanyaCeker Ayam Punya Manfaat yang Tidak Main-main, Bisa Cegah 8 Penyakit Mematikan Ini!

Diketahui,Laudya Cynthia Bella menikah dengan Engku Emran pada 8 September 2017 di Malaysia.

Sementara isu keretakan rumah tangganya sudah mulai terdengar pada tahun 2019 silam.

Di manaBella menghapus foto-foto dirinya dan Emran di akun Instagramnya. Serta saling meng-unfollow.

Bella dan Emranselama ini sangat terlihat "adem ayem" dan tidak ada tanda-tanda ketidak harmonisan.

Bahkan netizen menganggap bahwa keluarga tersebut sangat mesra dengan Aleesya, anak Emran.

Baca Juga: Terbang Lewati Pulau-pulau di Jepang, Tiba-tiba 2 Pesawat Pembom China Dekati Zona Pertahanan Udara Taiwan, 'Mereka Siap Menyerang Kapan Saja'

Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen keakuratan apakah pasangan sedang berada di ujung tanduk dan menuju perceraian atau tidak.

Tetapi sepertinya para ilmuwan sosial telah cukup bagus memprediksikan akan hal itu.

Banyak faktor yang menyebabkan pasangan tak dapat mempertahankan pernikahannya.

Dilansir dariIFLScience, berikut 7 hal yang dapat menyebabkan perceraian dalam biduk rumah tangga.

1. Menikah di usia remaja atau setelah berumur 32 tahun

Waktu terbaik untuk menikah adalah ketika Anda merasa siap dan telah menemukan pasangan yang tepat.

Namun penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang menikah di usia remaja dan pasangan yang menikah di usia pertengahan 30-an atau lebih berisiko menghadapi perceraian.

2. Memiliki suami yang tidak bekerja penuh waktu

Sebuah studi Harvard 2016 , yang diterbitkan dalam American Sociological Review, menunjukkan bahwa bukan tentang uang tapi pembagian kerja.

Alexandra Killewald, sebagai peneliti melihat kemungkinan perceraian sebesar 3,3 % karena suami tidak memiliki pekerjaan penuh waktu.

Sedangkan untuk suami yang memiliki pekerjaan tetap, kemungkinan perceraian itu sebesar 2,5%.

Namun, status pekerjaan para istri tidak banyak mempengaruhi peluang pasangan untuk bercerai.

Baca Juga: 90% Kenaikan Angka Covid-19 di KotaSurabaya Berasal dari Perumahan Mewah,Risma: Ada Banyak Warga dari Luar Negeri

3. Tidak menyelesaikan sekolah menengah

Ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa tingkat pendidikan yang lebih rendah memprediksi pendapatan yang lebih rendah.

Sehingga pada gilirannya akan menghasilkan kehidupan yang lebih menegangkan.

4. Terlalu mesra saat awal pernikahan

Psikolog Ted Huston dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pengantin yang terlalu mesra, atau mesra berlebihan pada awal pernikahan memiliki peluang untuk bercerai lebih besar.

Sementara pernikahan yang dimulai dengan 'Hollywood Romance' biasa-biasa saja dapat memiliki masa depan yang lebih menjanjikan.

5. Stres setiap hari

Stres setiap hari dapat dipicu oleh hal-hal sepele yang sederhana misalnya melupakan janji.

Namun stres yang memicu pertengkaran-pertengkaran kecil seperti itu cenderung menyebabkan perceraian.

Alasan itu lebih besar daripada bercerai karena selingkuh atau pengkhianatan.

Baca Juga: Ngeri, Jika Tak Izinkan Anaknya Kembali ke Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19, Orangtua Akan Terima Denda Sebesar Rp44 Juta dan Hukuman Penjara

6. Lari dari masalah

Ketika ada suatu masalah dan pasangan Anda mencoba untuk menyelesaikannya, baiknya dibahas baik-baik bersama-sama.

Kalau Anda menghindarinya entah karena alasan apapun (malas) justru dapat memupuk ketegangan yang langgeng.

7. Memandang hubungan secara negatif

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2000 dalam Journal of Family Psychology, peneliti menunjukkan kecenderungan ini.

Pasangan yang memandang hubungannya secara negatif terbukti bercerai beberapa tahun kemudian.

Banyak faktor untuk menentukan kualitas pernikahan, termasuk kekecewaan terhadap pasangan.

Baca Juga: Ada Jenglot Dalam Tas Pembakar Mobil Via Vallen: Ternyata Semakin 'Amburadul' Jenglot, Semakin Mahal Harganya, Bisa Capai Rp200 Juta!

Artikel Terkait