Advertorial
Intisari-Online.com - Masih ingat berita kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani beberapa waktu lalu?
Karena kematian salah satu jenderal terbaik Iran yang disebabkan oleh serangan tak berawakyang diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, hubungan kedua negara menjadi memanas.
Iran pun berulang kali melakukan aksi balasan.
Salah satunya menyerang Pangkalan Udara milik Amerika Serikat.
Dan puncaknya adalah Iran dilaporkan mengeluarkansurat perintah penangkapan untuk presiden AS tersebut.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (30/6/2020),Iran telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dan meminta Interpol membantu menahan Presiden AS Donald Trump.
Tak hanya menghadapi bahaya penangkapan, Trumpjuga dituduh menjadi biang dari ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat sejak Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian nuklir Teheran dengan kekuatan dunia.
Bahkan tak hanya Trump yang mendapat surat penangkapan dan tuduhan tersebut.
Jaksa Teheran Ali Alqasimehr mengatakan Trump dan lebih dari 30 lainnya yang dituduh Iran terlibat dalam aksi penyerangan pada 3 Januari 2020 yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad.
Di mana mereka semua akan menghadapi 'tuduhan pembunuhan dan terorisme,' kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah melaporkan.
Alqasimehr tidak menjelaskan profil orang lain selain Trump, tetapi ia menekankan bahwa Iran akan terus mengejar penuntutan tersebut.
Bahkan setelah masa jabatan Trump berakhir.
SementaraInterpol, yang berbasis di Lyon, Prancis, belum menanggapi hal ini.
Sebab, untuk menangkap Trump dan orang-orang lainnya, harus ada suratpenangkapan tingkat tertinggi yang dikeluarkan oleh Interpol.
Karena belum ada laporanlanjutan, pemerintah setempat akhirnya melakukan penangkapan atas nama negara yang memintanya.
Pemberitahuan tidak dapat memaksa negara untuk menangkap atau mengekstradisi tersangka.
Tetapi dapat menempatkan pemimpin pemerintah di tempat dan membatasi perjalanan tersangka.
Setelah menerima permintaan, Interpol pun bertemu dengan komite dan membahas apakah akan membagikan informasi atau tidak dengan negara-negara anggotanya.
Belum jelas bagaimana sikap Interpol.
Sebelumnya, Presiden Trump memang memerintahkan serangan dan menewaskanSoleimani.
Saat itu,Soleimani sedang mengawasi pasukan Quds ekspedisi Pengawal Revolusi di dekat Bandara Internasional Baghdad.
Selain itu,Presiden Trump mengatakan Soleimani berencana 'meledakkan' kedutaan AS di Baghdad.