Advertorial
Intisari-Online.com - Berdasarkan data dari Wolrdometers.info pada Selasa (30/6/2020), kasus virus corona (Covid-19) di dunia tembus 10 juta kasus.
Tepatnya 10.412.421 kasus positif virus corona di dunia.
Selain itu, ada kasus kematian tembus 508.228 kasus dan5.668.668 orang sudah dinyatakan sembuh.
Tingginya angka itu membuat warga dunia semakin khawatir.
Sebab, pandemi ini sudah berjalan selama 6 bulan lamanya. Artinya sudah setengah tahun lamanya kita hidup di bawah bayang-bayang virus corona.
Dan nyataOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) malah memperingatkan hal yang lebih buruk.
Dilansir dari BBC padaSelasa (30/6/2020), kondisi terburuk dari pandemi Covid-19 mungkin belum datang.
Berarti ada kemungkinan kondisi ini semakin memburuk..
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan virus itu akan menginfeksi lebih banyak orang jika pemerintah tidak mulai menerapkan kebijakan yang tepat.
Pesannya tetap "Tes, Jaga jarak, Isolasi, dan Karantina", katanya.
Saat ini, sebagian besar virus yang pertama kali muncul di China pada akhir tahun itu berasal dari benua Amerika dan Eropa.
Khususnya di Amerika Serikat yang kini menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Lalu virus yang belum memiliki vaksinnya ini jugamenyerang Asia Selatan dan Afrika, di mana diperkirakan tidak akan mencapai puncaknya hingga akhir Juli.
Dr Tedros mengatakan pada briefing virtual pada hari Senin, "Tentu kita semua ingin pandemi ini segera berakhir."
"Kita semua ingin melanjutkan hidup kita. Tetapi kenyataan sulitnya adalah ini bahkan belum mendekati puncak. Bagaimana bisa berakhir?".
"Meskipun ada banyak negara telah membuat beberapa kemajuan yang baik, nyatanya secara global, pandemi ini justru semakin buruk."
"Ingat, sekarang sudah ada 10 juta kasuspositif dan setengah juta kematian."
"Kurangnya persatuan nasional dan kurangnya solidaritas global, membantuvirus lebih cepat menyebar di dunia," terangDr Tedros.
"Aku minta maaf untuk mengatakan itu, tetapiseperti itulah kondisi kita saat ini. Dan ini belum yangterburuk."
Dr Tedros juga mendesak pemerintah negara-negara lain untuk mengikuti beberapa negara yang disebut sukses mengendalikan pandemi.
Seperti Jerman, Korea Selatan, dan Jepang.
Intinya mereka diminta untuk menjaga penyebarannya melalui kebijakan-kebijakan ketat dan melakukan tes sebanyak mungkin.
Selain itu, melakukan tracing dengan sangat teliti.
Jika tidak melakukannya, apa yang akan terjadi pada sebuah negara?
Dr Tedros menyatakan bahwa jika negara lain tak melakukannya, maka mereka bisa berakhir seperti Amerika Serikat dan Brasil.
Saat ini, AStelah melaporkan lebih dari 2,5 juta kasus positif dan sekitar 126.000 kasus kematian dengan Covid-19.
Bahkan masih terjadipeningkatan tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Lonjakan ini telah menyebabkan para pejabat di Texas, Florida dan negara-negara bagian lainnya memperketat pembatasan bisnis lagi.
Sementara Brasil jadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua dengan total 1,3 juta kasus positif dan kematian lebih dari 57.000.
Masalah di Brasil adalah kebanyakan gubernur dan walikota Brasil telah melonggarkan pembatasan jarak sosial pada awal bulan ini dan mengizinkan toko untuk membuka kembali
Di Inggris lain lagi.
Negara yang memiliki jumlah kematian terbesar di Eropa Barat ini malah mengizinkan pub, restoran, penata rambut, dan hotel untuk dibuka kembali.