Advertorial
Intisari-Online.com -Kita semua tahu bahwa virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali diemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.
Awalnya, pihak medis menyebutkan sebagaivirus corona Wuhan.
Namun kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkanSARS-CoV-2.
Setelahnya,WHO juga mengumumkan bahwa virus corona sebagai pandemi, di mana ini adalah epidemi dalam skalainternasional dan biasanya memengaruhi sejumlah besar orang.
Sebab, sudah hampir 10 juta orang di dunia terinfeksi virus corona dan ratusan ribu lainnya meninggal dunia.
Bahkan terjadi masalah ekonomi yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaannya.
Seolah belum selesai, ada lagi sebuah virus yang berpotensi menjadi 'pandemi'.
Dan lagi-lagi virus itu ditemukan di China.
Dilansir dari BBC pada Selasa (30/6/2020), kata para ilmuwan, baru-baru ini muncul sebuah jenis baru flu yang berpotensi menjadi pandemi telah ditemukan di China.
Di mana virus inimuncul dan dibawa oleh babi, tetapi dapat menginfeksi manusia.
Walau begitu, para peneliti tetap khawatir bahwa virus jenis baru itu dapat bermutasi lebih lanjut.
Lalu menyebar dengan mudah darimanusia ke manusia. Setelahnya dapat memicu wabah global, seperti pandemi virus corona.
Kesamaannya, virus corona juga disebutkan berasal dari hewan, yaitu kelelewar. Lalu bermutasi menginfeksi manusia.
Para ilmuwan menulis dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciencesbahwa mereka sedang berusaha mengukur untuk mengendalikan virus pada babi.
Lalu juga melakukan pemantauan ketat terhadap pekerja industri babi.
Ancaman pandemi
Para ilmuwan mengatakan bahwa virus flu jenis baru ini bisa menjadi ancaman dunia.
Apalagi ketika dunia sedang berusaha untuk mengakhiri pandemi virus corona saat ini.
Tercatat, pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia adalah wabah flu babi pada tahun 2009 yang dimulai di Meksiko.
Awalnya pandemi ini tidak begitu mematikan, tapi tetap saja membahayakan.
Terutama bagi orang yang lebih tua atau lansia yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Untuk sekarang, para ilmuwan memberi nama virus flu baru ini dengan sebutan G4 EA H1N1.
Jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi tahun 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.
Sejauh ini, itu tidak menimbulkan ancaman besar.
Tetapi Prof Kin-Chow Chang dan rekan-rekan yang telah mempelajarinya, mengatakan itu adalah salah satu yang harus diawasi.
Virus G4 EA H1N1 dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Mereka menemukan bukti infeksi baru-baru ini mulai pada orang yang bekerja di RPH dan industri babi di China.
Saat ini, vaksin flutampaknya tidak melindungi dari pasien. Tapi dokterdapat diadaptasi untuk melakukannya jika diperlukan.
Prof Kin-Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris, mengatakan kepada BBC, "Saat ini, kita sedangfokus denganvirus corona."
"Tetapi kita tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya."
"Kita seharusnya tidak mengabaikannya," pesannya.