Advertorial
Intisari-online.com -Pelaku penganiayaan seekor anjing di Bali yang sempat viral, mengaku telah memasak dan menyantap hewan tersebut di indekos.
Pelaku yang ditangkap polisi berjumlah empat orang, yaitu GH (25), AP (25), KA (24), dan MKB (27).
Keempatnya ditangkap di indekos mereka di Jalan By Pass Ngurah Rai, Badung, Bali.
"Pelaku mengakui penganiayaan/pemukulan anjing sampai mati dan membawa ke kos untuk dimasak dan disantap bersama-sama," kata Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi.
Baca Juga: Cara Jitu Memotret Produk Dengan Hape Untuk Jualan Online
Para pelaku penganiayaan dijerat dengan Pasal 302 KUHP tentang penganiayaan hewan dengan ancaman 9 bulan penjara.
Melacak nomor polisi
Sukadi menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi saat pemilik anjing, Dewi T Manafe (27), warga Perumahan Griya Nugraha, Nusa Dua, Badung, tak berada di rumah.
Setelah menerima laporan Dewi terkait kasus tersebut, polisi segera melakukan penyelidikan.
Baca Juga: Amerika Dikabarkan Siap Akuisisi Ericsson Untuk Kalahkan Huawei
Polisi juga memeriksa rekaman video yang beredar luas di media sosial.
Dari rekaman tersebut, polisi berhasil melacak nomor polisi sepeda motor yang digunakan pelaku.
"Saat diamankan para pelaku mengakui perbuatannya dan tanpa perlawanan di kos-kosan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, warganet dibuat heboh dengan aksi empat pemuda menganiaya seekor anjing.
Dalam video yang beredar, para pelaku membekap anjing tersebut di karung putih, lalu memukulinya dengan balok kayu.
Video tersebut viral di media sosial Instagram pada Rabu (24/6/2020). setelah diunggah akun Instagram @infodewata_. (Imam Rosidin)
Efek Konsumsi Daging Anjing
Anjing bukan binatang yang dikonsumsi.
Baca Juga: Manfaat Labu Siam untuk Hipertensi, Ketahui Manfaat Kesehatan Lainnya!
Bahkan hal tersebut juga telah diatur dalam perundang-undangan, yakni Undang-undang No 18 tahun 2012 tentang Pangan.
Perlu diketahui mengonsumsi daging anjing juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Berikut 3 efek negatif mengonsumsi daging anjing:
1. Rabies
Salah satu bahaya terbesar mengonsumsi daging anjing adalah penyebaran rabies dari hewan ke manusia.
Di Filipina, sekitar 10.000 anjing dan 300 orang terbunuh oleh rabies setiap tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan vaksinasi anjing secara massal untuk mencegah penyebaran rabies.
Namun, perdagangan daging anjing yang telah melintasi perbatasan internasional membuat pencegahan rabies sangat sulit.
Kita bisa saja terinfeksi rabies selama proses penyembelihan dan menyebarkan penyakit dari anjing ke manusia lainnya.
Pada 2008, 20 persen anjing di rumah jagal di Hoai Duc, Vietnam ditemukan menderita rabies.
Tahun sebelumnya, Vietnam menderita wabah rabies dengan sekitar 30 persen kematian disebabkan oleh pembantaian anjing untuk daging.
2. Infeksi parasit
Mengonsumsi daging anjing diketahui bisa meningkatkan risiko infeksi parasit seperti E.Coli dan Salmonella.
Daging anjing juga bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri seperti antraks, brucellosis, hepatitis, dan leptospirosis.
Infeksi bakteri tersebut dapat menyebar melalui daging ke manusia.
Bakteri penyebab kolera juga mudah disebarkan dan berkembang melalui proses transportasi massal dan pembantaian anjing untuk dikonsumsi.
Setelah wabah besar-besaran kolera di Vietnam, perwakilan WHO Jean-Marc Olive, memeringatkan bahwa mengonsumsi daging anjing dapat meningkatkan risiko teinfeksi bakteri hingga 20 kali lipat.
3. Trikinosis
Banyak anjing bersentuhan dengan tikus dan kotoran yang dapat menyebabkan mereka menelan larva parasit trikinosis.
Trikinosis adalah parasit zoonosis yang dapat dengan mudah ditularkan dari anjing ke manusia melalui konsumsi daging yang terinfeksi.
Setelah parasit ini berada di tubuh manusia, mereka dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan di dasar kuku dan mata, di samping kelemahan otot yang parah.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terungkap, Ini Alasan Pelaku Mencuri Anjing dan Pukuli Sampai Mati di Bali"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini