Advertorial
Intisari-Online.com - Kekejaman Israel terhadap Palestina bukan rahasia lagi.
Meski tampak tak berdaya, namun warga Palestina rupanya tak menyerah untuk melakukan perlawanan.
Bahkan, cara unik dilakukan mereka untuk menunjukkan perlawanan.
Seperti yang terjadi pada 2018 lalu.
Mereka mengikatkan bom-bom molotov ke layang-layang yang kemudian diterbangkan melintasi perbatasan lalu menjatuhkannya di wilayah Israel.
Pada akhir April 2018, sekelompok pemuda sibuk membuat layang-layang dari kertas berwarna serta botol minuman ringan.
Layang-layang bergambar bendera Palestina itu diterbangkan dari Gaza hingga mencapai ketinggian tertentu, dan benangnya diputus.
Terbawa angin, layang-layang itu terbang melintasi perbatasan sebelum jatuh di wilayah Israel dan menyebarkan kebakaran kecil.
"Kami menggunakan layang-layang untuk mengirim pesan bahwa kami siap melakukan apapun untuk melawan pendudukan," kata Abdullah yang baru berusia 16 tahun.
Sementara itu, militer Israel melihat bom layang-layang ini sebagai upaya membakar lahan dan merusak infrastruktur keamanan perbatasan.
Untuk menangkalnya, militer Israel menggunakan senjata baru untuk menangkal bom layang-layang yang diterbangkan pengunjuk rasa Palestina.
Dilansir Haaretz, pasukan Israel menerjunkan drone balap yang bisa melaju hingga 177 km/ jam.
Drone itu dikerahkan untuk menyobek atau menjatuhkan layang-layang itu sehingga tidak sempat menjatuhkan bom molotov ke wilayah Israel.
Selain itu, seperti diberitakan Daily Mirror, drone tersebut juga menjatuhkan gas air mata ke arah para demonstran Palestina.
Banyak sekali bom layang-layang yang ditembak jatuh drone Israel.
Namun kegigihan bangsa Palestina melawan pendudukan militer Israel memang patut diacungi jempol.
Salah satu contohnya terekam dalam video yang ditayangkan Press TV.
Video itu memperlihatkan warga Palestina menggunakan ketapel menembakkan batu ke arah sebuah obyek yang terlihat seperti drone.
Ternyata salah seorang pengunjuk rasa itu sukses menjatuhkan sebuah drone Israel dengan menggunakan ketapelnya.
Kontan saja, keriuhan pecah menyambut kemenangan kecil itu.
Sayangnya, tak diperoleh kepastikan kapan peristiwa itu terjadi.
Namun, sejumlah laporan menyebut insiden tersebut terjadi pada awal Mei 2018.
Sejauh ini tak ada komentar dari Tel Aviv terkait kabar tersebut meski Israel diketahui memang menggunakan drone untuk memantau aksi-aksi protes warga Palestina. (Evan Hardoko/Kompas)