Advertorial

Bak Kucing dan Anjing Sejak Era Perang Dingin, AS dan Rusia Justru 'Akrab' Jika Bicara tentang Helikopter Mi-17 Seperti yang Jatuh di Kendal

Tatik Ariyani

Editor

Selain digunakan oleh TNI AD, Helikopter Mi-17 rupanya juga menjadi 'pemersatu' antara AS dan Rusia.
Selain digunakan oleh TNI AD, Helikopter Mi-17 rupanya juga menjadi 'pemersatu' antara AS dan Rusia.

Intisari-Online.com -Helikopter Mi-17 milik Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Ahmad Yani Semarang, mengalami kecelakaan saat melakukan latihan Tactical Manuver, Sabtu (6/6/2020).

Helikopter yang mengangkut 9 penumpang tersebut jatuh dan meledak di Kawasan Industri Kendal (KIK), Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.

"Sekitar jam 12.35 siang tadi, Helikopter ini melaksanakan misi latihan terbang endurance kedua dengan materi terbang Tactical Manuver. Sekitar jam 13.40 siang tadi, Helikopter Mi-17 ini jatuh," tutur Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Nefra Firdaus kepada Kompas.com.

Nefra memastikan, sebelum terbang, helikopter buatan Rusia tersebut dalam kondisi laik terbang.

Baca Juga: Digambarkan Sebagai Kondisi yang Brutal, Hasil Otopsi Ungkap Faktor Utama Penyebab Meninggalnya Kobe Bryant dalam Kecelakaan Helikopter.

Helikopter yang sama, Helikopter Mi-17 diproduksi oleh Mil Moscow Helicopter Plant JSC (Moscow), Kazan Helicopter JSC (Kazan), dan Pabrik Penerbangan Ulan-Ude.

Helikopter Mi-17 adalah versi perbaikan dari Mi-8.

Melansir Army Technology, Mi-17 dapat diidentifikasi dari Mi-8 dengan filter udara tambahan pada intake udara turbin, serta rotor ekor yang dipasang di sisi kiri,yang dibutuhkan oleh mesin turboshaft TB-3-117A yang lebih kuat yang dilengkapi dengannya.

Mi-17dapat naik pada kecepatan 8 meter/detik. Kecepatan maksimum dan jelajah helikopter adalah 250 km/jam dan 225 km/jam.

Baca Juga: Warga Elitnya Keluyuran Dengan Helikopter untuk 'Liburan' Paskah, Pemerintah Chile Tegas Hukum Mereka, 'Warga Punya Tugas Moral untuk Tetap di Rumah Saat Pandemi!'

Jangkauan helikopter adalah 465 km dan ketinggian maksimum 6.000 m. Pesawat ini memiliki berat sekitar 7.489 kg dan berat lepas landas maksimum adalah 13.000 kg.

Selain digunakan oleh TNI AD, Helikopter Mi-17 rupanya juga menjadi 'pemersatu' antara AS dan Rusia yang sejak era Perang Dingin telah mengembangkan hubungan bak kucing dan anjing.

Produksi Mi-17 yang telah terakreditasi dimulai di China pada Mei 2008 oleh Mil Moscow Helicopter Plant JSC dan Sichuan Lantian Helicopter Company, Sichuan.

Baca Juga: Ki Gendeng Pamungkas Meninggal Dunia, Termasuk Pernah Bakar Dupa Demi Halangi George Bush Datang ke Indonesia, Ini Sepak Terjang Sang Paranormal

Sebanyak 20 helikopter dibuat menggunakan kit yang disediakan oleh Rusia Ulan-Ude pada 2008.

Sejumlah Mi-17 telah dikirim untuk Iran, sepuluh untuk Malaysia, 20 ke Columbia, 139 untuk India, 12 untuk Pakistan dan 20 untuk Venezuela (pengiriman dimulai Februari 2006).

Pada Februari 2005, Angkatan Udara Irak memesan sepuluh Mi-17V-5 dari Bumar Polandia.

Pada bulan Desember 2005, Tentara Ceko menerima 16 helikopter Mi-17SH sebagai bagian dari penyelesaian utang dengan Rusia.

Helikopter ini telah disumbangkan ke Angkatan Darat Afghanistan. Tiga yang pertama diserahkan pada Desember 2007.

Tentara Kerajaan Thailand mengumumkan kesepakatan untuk membeli enam Mi-17 pada Oktober 2008.

Baca Juga: 3 Cara Mudah Gunakan Minyak Kelapa untuk Menghilangkan Kerutan pada Wajah, Yuk Dicoba!

Juni 2010, Rusia mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan helikopter Mi-17 ke Afghanistan di bawah kontrak NATO sebagai bagian dari tender yang dijalankan AS untuk menyediakan helikopter kepada Angkatan Darat Afghanistan.

Dari sinilah, kerjasama antar dua negara yang kerap bersitegang itu terjadi, yakni Rusia menyediakan Mi-17 untuk NATO atas kehendak AS.

AS kemudian memberikan empat helikopter Mi-17 ke Pakistan untuk membantu kegiatan anti-terorisme pada Juni 2009.

Angkatan Laut AS mengirim empat Mi-17 ke Korps Udara Angkatan Darat Nasional Afghanistan pada September 2009.

Sepuluh helikopter Mi-17-V5 dikirim ke Angkatan Udara Afghanistan (AAF) pada Desember 2010.

Pada Juli 2012, Angkatan Darat AS menandatangani kontrak $ 171,4 juta (sekitar Rp2,4 triliun) dengan Rosoboronexport untuk memasok 10 helikopter Mil Mi-17V-5 untuk AAF.

Baca Juga: 11 Tanda-tanda hamil yang Harus Diperhatikan, Kapan itu Didapatkan?

Artikel Terkait