Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini dunia sedang memanas dan China dilaporkan menjadi tokoh sentral dalam kondisi dunia saat ini.
Saat ini China melakukan hegemoni besar-beasaran atas Laut China Selatan, serta terlibat perselisihan dengan Hong Kong, Taiwan serta India.
Melansir Daily Express, pada Jumat (5/6/2020), tindakan China ini menyulut amarah dari beberapa negara kuat di dunia, seperti Amerika dan Inggris.
Di tengah kondisi yang cukup memanas ini, dikerahui China melakukan persekongkolan dengan Korea Utara.
Baca Juga: Obat Tradisional Penurun Panas pada Anak, Berendam di Cuka Sari Apel
Seperti diketahui, China dan Korut memang teman dekat sejak lama, keduanya sama-sama negara dengan ideologi Komunis.
Sementara itu, tak jarang China dan Korea Utara terlibat kerja sama internasional, seperti diketahui Kim Jong-Un kerap melakukan perjalanan ke China.
Kali ini tampaknya keduanya negara kembali terlibat dengan kerja sama.
Menurut keterangan, seorang pejabat Korea Utara, melakukan perjalanan ke China untuk mengadakan pertemuan rahasia.
Sebuah laporan membocorkan, bahwa Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Son Gwon, bertemu dengan duta besar China Li Jinjun.
Keduanya diketahui membahas langkah Korea Utara untuk memberi dukungan China atas kasus Hong Kong.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengutip RI Son Gwon mengatakan, "Masalah Hong Kong adalah urusan dalam negeri China dan campur tangan eksternal melanggar kedaulatan China."
"Korea Utara secara aktif akan mendukung, partai dan pemerintah China untuk mempertahankan kedaulatan nasional keamanan dan integritas wilayah," imbunya.
Sementara itu, Korea Utara mengecam Amerika Serikat setelah melayangkan kritik pada China.
Pada Kamis (4/6), Korea Utara mengatakan, bahwa sebaiknya Amerika menyelesaikan dulu kasus rasisme di negaranya.
"Demonstran marah oleh rasis ekstrem yang memadati bahkan menerobos gedung putih," jelas surat berita Rondong Sinmun.
Surat kabar itu menyoroti kegagalan Amerika dalam membendung isu rasial di negaranya.
Pernyataan itu muncul setelah Mike Pompeo, sekretaris negara Amerika mengkritik Parta Komunis China dalam tayangan televisi.
Namun, Korea Utara justru menyebut pernyataan Pompeo menunjukkan bahwa dia gugup dengan keadaan AS saat ini.
Di atas kegugupan Amerika tersebut, justru hubungan Korea Utara dan China semakin naik.
Sementara menanggapi sengketa China dengan Hong Kong, Inggris tampaknya juga akan campur tangan.
Perdana Menteri Inggris, Borris Johnson mengatakan pada South China Morning Post, "Banyak orang di Hong Kong takut akan cara hidup mereka, membuat China semakin menegakkan ancaman."
"Jika Tiongkok berhasil menanamkan ketakutan itu, maka Inggris tidak perlu berhati-hati, membawa Hong Kong pergi," katanya.
"Sejak serah terima Hong Kong tahun 1997, Hong Kong berdiri atas dukungan deklarasi bersama yang ditandatangani Inggrs dan China," jelasnya.
Sementara itu hubungan Inggris dengan China juga cukup memanas lantaran masalah Covid-19.
Semenjak Covid-19 menghantam Inggis dengan keras, membuat hubungan keduanya memanas, dengan Inggris menuduh Covid-19 berasal dari Lab Wuhan.