Advertorial

Aktivitas Angkatan Lautnya Makin Meningkat di Tengah Pandemi, China Dituduh AS Gunakan Krisis Corona sebagai Kedok Dorong Klaim di Laut China Selatan

Khaerunisa

Editor

Intisari-Online.com - Bukan hanya pandemi Covid-19 yang belakangan menghebohkan dunia.

Konflik Laut China Selatan juga menjadi salah satu isu yang banyak diperbincangkan.

Beberapa negara terlibat dalam ketegangan dengaan China terkait klaim Laut China Selatan, termasuk Amerika Serikat (AS)

Bahkan, baru-baru ini AS mengatakan, China menggunakan virus corona baru sebagai kedok untuk mendorong klaim teritorial di Laut China Selatan melalui lonjakan aktivitas angkatan laut mereka untuk mengintimidasi negara-negara lain yang mengklaim perairan itu.

Baca Juga: Sudah Dihujat Seluruh Dunia, Eks Polisi Pembunuh George Floyd Kini Terancam Tertular Virus Corona? Hasil Otopsi Nyatakan Floyd Positif Covid-19

Komandan Pasukan AS di Jepang Letnan Jenderal Kevin Schneider menyatakan, ada lonjakan aktivitas oleh China di Laut China Selatan dengan kapal angkatan laut, kapal penjaga pantai, dan kapal penangkap ikan yang melecehkan kapal lain di perairan yang Beijing klaim tersebut.

"Melalui krisis (Covid-19), kami melihat lonjakan aktivitas maritim," katanya kepada Reuters dalam wawancara via telepon, Jumat (5/6).

Dia menyebutkan, Beijing juga meningkatkan kegiatannya di Laut China Timur, di mana ia bersengketa wilayah dengan Jepang.

Schneider memperkirakan, peningkatan aktivitas Beijing kemungkinan akan berlanjut.

Baca Juga: 3 Rahasia Bagian Tergeli Wanita yang Beri Kenikmatan di Tempat Tidur

"Saya tidak melihat palung, saya melihat dataran tinggi," ujarnya.

Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi pasukan AS terbesar di Asia, termasuk kapal induk, pasukan amfibi, dan skuadron tempur.

Selain membela Jepang, keberadaan mereka untuk mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut China Selatan.

Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan militer di atas terumbu di Laut China Selatan yang kaya energi, atau di dekat perairan yang diklaim oleh negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

Baca Juga: Tak Gentar terhadap Pesawat Pembom Nuklir Inggris yang Sokong Militer Malaysia, Rudal Pertahanan Udara Bikinan Rusia Jadi Andalan Bung Karno Lindungi Jakarta

Artikel ini telah tayang di Kontan.id dengan judul AS: China gunakan krisis corona sebagai kedok dorong klaim di Laut China Selatan

Perdana Menteri Singapura Sebut China Tidak Akan Pernah Kalahkan Amerika di Laut China Selatan

Perdana Menteri Singapura berikan pernyataan menohok kepada China terkait persaingan kekuatan negara itu dengan Amerika.

Lee Hsien Loong mengatakan, kehadiaran keamanan Amerika "tetap penting di wilayah Asia-Pasifik".

China, disebutnya juga tidak akan mampu mengambil alih peranan Amerika menjaga keamanan Asia Tenggara.

Bahkan walaupun China sudah gunakan pasukan militer yang sangat banyak.

Baca Juga: 11 Manfaat Minum Air Rendaman Ketumbar, Termasuk Turunkan Kolesterol

Dilansir dari South China Morning Post, Lee menulis di majalah Foreign Affairs jika kehadiran militer China perebutkan klaim maritim dan teritorial di Laut China Selatan memiliki arti lain.

Artinya adalah negara-negara di perairan tersebut akan "terus-terusan melihat kehadiran Angkatan Laut China yang berusaha mengambil klaim tersebut".

Ia juga tuliskan bahwa banyak negara Asia Tenggara yang "sangat sensitif" terkait persepsi bahwa China punya pengaruh.

Mereka sensitif mengenai pandangan terkait China mempunyai pengaruh dalam jumlah etnis minoritas China.

Baca Juga: Aturan Beberapa Negara yang Unik dalam Tangani Pandemi Covid-19, Mulai dari Gunakan Robot Polisi Sampai Bahkan Ada Warga yang Tidak Tahu Apa itu Lockdown

"Meskipun negara tersebut tingkatkan kekuatan militernya, China masih tidak dapat kalahkan peran pasukan keamanan Amerika," tulisnya.

Tambahan lagi, jika pasukan Amerika ditarik dari wilayah Asia Utara maka hal tersebut akan memicu Jepang dan Korea Selatan untuk kembangkan senjata nuklir.

Pasalnya, tidak ada pasukan keamanan Amerika maka ancaman dari Korea Utara dapat terjadi kapan saja.

Artikel Lee datang di tengah meningkatnya tekanan antara Amerika dan China.

Baca Juga: Menohok, Perdana Menteri Singapura Sebut China Tidak Akan Pernah Kalahkan Amerika di Laut China Selatan: 'Pasti Kalah!'

Artikel Terkait