Sementara itu, pemilik akun @mas_fotokopi yang juga menjadi penggagas gerakan ini menerangkan, selama pandemi COVID-19, banyak coffee shop yang tertatih-tatih.
Apalagi sejak aturan PSBB diperketat.
Makin banyak coffee shop tumbang.
“Terutama coffee shop yang berada di mal-mal. Karena hampir semua mal di Jakarta tutup,” kata @mas_fotokopi.
“Belum lagi coffee shop yang mengandalkan konsep tempat keren untuk pelanggannya. Kini, pelanggan gak boleh lagi nongkrong di situ. Omzet mereka kadang tak cukup dengan hanya berjualan online,” imbuhnya.
Uniknya, berdasar pantauan @mas_fotokopi, kini coffee shop yang banyak bertahan justru berada di pinggiran Jakarta.
Dan biasanya coffee shop yang berdiri sendiri di pinggir jalan atau di ruko.
Mereka masih bisa bertahan.
Nah, untuk itu @mas_fotokopi mengajak coffee shop yang masih bisa bertahan untuk ikut gerakan Barista Asuh.
“Satu shift tapi dampaknya luar biasa. Ikut memperkuat ekosistem perkopian Indonesia,” ujar dia.
Menurut data terkini, sudah ada sekitar 43 coffee shop di berbagai daerah menyatakan komitmennya untuk ikut gerakan ini.
Misalnya A Tale of Two Coffee Beans, Contrast, Obar, Twin Coffee House, Oak Tree, dan lainnya.
Gerakan Barista Asuh ini menjadi bukti bahwa para pelaku bisnis kopi di Indonesia tak mengeluh dalam kondisi sesulit apapun.
Tak ada dalam kamus mereka kata: cengeng. Apalagi minta-minta. (*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR