Advertorial

Inilah Pembunuh Tercepat di Dunia, Eksekusi 7.000 Orang dalam 28 Hari, Pria Ini Hanya Butuh Waktu 3 Menit Untuk Bunuh 1 Orang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Blokhin melewati jajaran polisi rahasia Rusia, dan secara resmi menjadi komandan penjara departemen untuk melakukan misi hitam.
Blokhin melewati jajaran polisi rahasia Rusia, dan secara resmi menjadi komandan penjara departemen untuk melakukan misi hitam.

Intisari-online.com - Berbicara mengenai pembunuhan, pria ini disebut sebagai pembunuh tercepat dalam sejarah menurut Guinness World Record.

Mengutip Today i Found Out, pria tersebut bernama Vasili Blokhin, yang terlahir dari keluarga petani Rusia tahun 1855.

Dia adalah pemuda yang mendapatkan reputasi pembunuh dengan cepat, selama menjadi pekerja hitam.

Vasili melayani pasukan Tsar selama perang Dunia I dan mendapatkan pengakuan dari Stalin atas pembunuhan, penyiksaan, dan eksekusi yang dilakukannya.

Baca Juga: Dibayangi Trauma Epidemi Cacar di Masa Lalu, Begini Cara Masyarakat Adat Amerika Menghadapi Pandemi Covid-19

Blokhin melewati jajaran polisi rahasia Rusia, dan secara resmi menjadi komandan penjara departemen untuk melakukan misi hitam, untuk mendukung Stalin.

Blokhin mengawasi banyak eksekusi mati.

Namun, yang paling terkenal adalah, ketika Blokhin melakukan pembantaian berdarah Katyn pada tahun 1939 hanya lebih dari dua minggu setelah Jerman menginvasi Polandia.

Pasukan Soviet memasuki sisi Timur Polandia, kemudian mereka menyatakan perang.

Baca Juga: Bikin Mengelus Dada, Terungkap Penanganan Virus Corona di Surabaya Sangat Tidak Becus, 'Surabaya Bisa Jadi Wuhan Kalau Warganya Tidak Disiplin'

Pada saat itu, mereka menangkap 20.0000 petugas Polandia dan menahan mereka di kamp penjata milik Uni Soviet.

Pada 5 Maret 1940, Stalin memerintahkan mengeksekusi semua perwira Polandia, kemudian membuangnya ke kuburan massal.

Selama itulah dalam waktu 28 hari, Vasili Blokhin secara pribadi mengeksekusi 7.000 perwira Polandia di Katyn.

Biasanya eksekusi akan berlangsung dari senja hingga fajar, tetapi Blokhin lebih suka bekerja pada malam hari untuk jenis tugas ini.

Blokhin bekerja hampir tanpa gangguan setiap malam, dilaporkan dia membunuh setiap tahanan rata-rata satu pembunuhan dalam 3 menit.

Setiap malamnya, Blokhin membunuh setidaknya 300 orang.

Baca Juga: Ri Sol-Ju: Mantan Pemandu Sorak yang Menjadi Istri Kim Jong-un

Dijelaskan oleh sebuah dokumen, eksekusi mati dilakukan denga cara yang sangat sistematis.

Tahananakan dituntun dengan tangan terikat ke sebuah ruangan kedap suara, yang dirancang untuk melakukan eksekusi.

Kemudian dipaksa berlutut, lalu seorang komandan akan menembaknya ke kepala tahanan, dan membunuhnya secara instan.

Kemudian tubuh mereka akan diseret keluar, ruangan disemprot, lalu tahanan lainnya bergiliran masuk ke dalam ruangan untuk dieksekusi.

Blokhin menggunakan pistol Walther PPK 7,65 mm, senjata yang digunakan untuk melakukan eksekusi massal.

Pistol tersebut tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi lebih untuk membunuh secara instan, dan digunakan untuk mengeksekusi ratusan orang setiap harinya.

Pistol ini juga jarang gagal saat digunakan artinya tahanan akan terbunuh hanya dalam satu kali tembakan.

Baca Juga: Selama 40 Tahun Sembunyikan Rahasia Besar Ini, Sang Istri Kaget Bukan Main Suaminya Tiba-tiba Ditangkap Polisi, Ternyata Identitas Suaminya Mengejutkan

Selain itu pistol itu disukai karena buatan Jerman, karena jika kuburan massal ditemukan, mayat-mayat tersebut berisi peluru Jerman, jadi Soviet bisa menyangkal telah melakukan pembantaian.

Tanggal 27 April 1940, Vasili Blokhin menerima penghargaan Orde Spanduk Merah, karena melakukan pembunuhan massal terorganisir.

Namun setelah kematian Stalin tahun 1953, ia dipaksa pensiun, Blokhin dilucuti pangkatnya dan menjadi pemabuk setelah pensiun.

Akibat kegilaanya pada miras, Blokhin meninggal dunia tahun 1955, dia ditemukan meninggal dalam kondisi bunuh diri.

Warisan dari tindakan kejinya dilaporkan, dia telah mengeksekusi 7.000 tawanan perang di Katyn dan bertanggung jawab atas kematian ribuan orang lainnya selama Perang Dunia Kedua.

Dia diberi gelar sebagai "Eksekusi Paling Profilik" di Guiness of World Record, karena tindakan kejinya itu.

Artikel Terkait