Advertorial
Intisari-Online.com - Berbeda dari organ tubuh lainnya yang lebih sering diketahui fungsinya, usus buntu tidak demikian.
Mungkin masih jarang yang mengetahui apa sebenarnya fungsi organ tubuh yang satu ini.
Mengutip Kompas.com, Usus buntu memang sejak lama dianggap sebagai organ yang tak ada funsginya.
Namun, belakangan pendapat tersebut mulai ditepis.
Baca Juga: Kenali Gejala Usus Buntu pada Anak, dari Sakit Perut Hingga Demam
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa usus buntu mungkin berperan dalam mempopulasikan kembali bakteri baik di tubuh.
Hal itu dijelaskan oleh Asisten profesor klinik, Niket Sonpal M.D.
Ia pun mengatakan bahwa usus buntu dianggap sebagai rumah perlindungan bakteri baik bila ada bencana bagi kebtaeri tersebut, misalnya konsumsi antibiotik.
Tak seperti fungsinya yang jarang diketahui, penyakit usus buntu umumnya diketahui orang-orang, atau paling tidak mereka sering mendengarnya.
Ya, penyakit usus buntu sering kali menyerang orang-orang.
Bahkan berbagai mitos tentang penyakit ini, khususnya penyebabnya, mungkin telah Anda dengar sejak dulu.
Seperti mitos jambu biji dan cabai menyebabkan penyakit usus buntu.
Meski sering kali kita dengar, tahukah Anda apa saja gejala penyakit usus buntu?
Baca Juga: Manfaat Biji Kelor untuk Kecantikan, Salah Satunya Atasi Jerawat
Adanya penyakit usus buntu penting untuk diketahui sejak dini.
Pasalnya, jika tidak diobati, peradangan usus buntu akan semakin buruk dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Tekanan dalam usus buntu akan meningkat, dan menurunkan jumlah darah yang mengalir melalui dinding usus buntu, lalu tubuh kekurangan darah dan meninggal.
Usus buntu adalah kondisi yang membutuhkan tindakan segera.
Dalam kasus tertentu, usus buntu yang pecah dapat menyebabkan infeksi berat pada rongga perut.
Komplikasi serius ini kemudian dapat menyebabkan infeksi darah yang berpotensi fatal yang disebut sepsis.
Lalu, apa saja gejala penyakit usus buntu yang harus kita waspadai?
Berikut ini gejala penyakit usus buntu dikutip dari Kompas.com yang melansir Boldsky.com:
1. Sakit perut akut
Gejala umum dari penyakit usus buntu adalah sakit perut.
Namun, jika sakit perut sudah bertambah parah, terutama di perut bagian bawah, waspadai kemungkinan usus buntu akan pecah.
Jangan sampai terlambat, segera periksa ke dokter jika perut terus bertambah rasa nyerinya.
2. Mual
Merasa mual hampir setiap hari harus dicari tahu penyebabnya.
Jangan-jangan salah satu penyebabnya adalah masalah pada usus buntu meskipun sistem pencernaan terasa baik-baik saja.
3. Muntah
Sering muntah bisa menjadi sinyal usus buntu sudah semakin parah atau akan pecah.
Muntah yang dialami seperti saat awal kehamilan, mengalami stres, atau gangguan pencernaan.
4. Kehilangan napsu makan
Usus buntu yang mengalami peradangan bisa menyebabkan seseorang kehilangan napsu makan.
Bila Anda sering merasa tidak lapar pada waktu makan biasanya tanpa alasan yang jelas, bisa jadi gejala usus buntu.
Baca Juga: Ini Manfaat Ketumbar dan Kunyit untuk Alternatif Hilangkan Jerawat
5. Sering buang air kecil
Tanpa disadari, sering buang air kecil juga bisa jadi gejala peradangan usus buntu.
Hal ini jika usus buntu terletak di dekat kandung kemih sehingga menyebabkan iritasi.
6. Demam
Demam yang diikuti dengan rasa nyeri perut bagian bawah dan mual merupakan tanda peradangan usus buntu berpotensi pecah.
Biasanya juga disertai dengan mengigil.
Jika berbagai gejala usus buntu di atas Anda alami, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Cara mencegah penyakit usus buntu
Nah, bagi Anda yang beruntung masih dalam kondisi kesehatan yang baik, pun tak boleh menyepelekan risiko penyakit ini.
Untuk itu, perlu kita mencegah penyakit usus buntu atau radang usus buntu, salah satunya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung serat.
Masalah terjadi jika terjadi penyumbatan pada ujung usus buntu. Hal ini dapat menimbulkan peradangan.
Oleh karena itu sangat penting menjaga sistem pencernaan agar selalu sehat dengan mengonsumsi makanan berserat, sehingga pencernaan pun lancar.
Faktor risiko penyakit usus buntu
Siapa saja bisa mengalami penyakit ini, namun penyakit usus buntu paling sering terjadi pada orang berusia antara 10-30 tahun.
Selain itu, wanita disebut lebih jarang mengalami penyakit ini dibanding pria. Meski para ahli belim bisa memastikan mengapa hal ini bisa terjadi.