Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini mungkin dunia sedang dilanda pandemi virus corona, yang menyebabkan banyak orang menjaga jarak supaya tidak tertular penyakit ini.
Namun, menurut catatan sejarah, banyak pandemi yang pernah terjadi pada masa lalu salah satunya yang cukup terkenal adalah wabah demam kuning tahun 1776.
Demam Kuning berasal dari nyamuk Aedes aegypti, yang mengamuk di Amerika Serikat. Penyakit ini diduga berasal dari Afrika Barat menuju ke Amerika dibawa oleh budak.
Menurut sejarah, setelah masa inkubasi 3-6 hari, penderita demam kuning akan merasakan gejala flu, demam, dan nyeri otot.
Baca Juga: Ini Obat Penurun Panas Anak-anak yang Bisa Diberikan, Lihat Dosisnya!
Kulit orang yang terinfeksi akan menguning, karena kerusakan pada hati dan ginjal, setelah periode sakit, korban sering melakukan pendarahan di saluran pencernaan, hingga muntah darah hitam.
Penyakit ini juga berujung pada kematian, menandakan betapa mengerikannya wabah ini ketimbang virus corona.
Pada saat itu tingkat kematian dari wabah ini mencapai 50%.
Penyakit ini menyebar ke seluruh Amerika Serikat khususnya kota besar, seperti New York, Philadelphia, dan Newa Orelans.
Tahun 1793 di Philadelphia, Pennsylvania, menewaskan 10.000 orang.
Tahun 1898, Perang AS-Spanyol pecah, menewaskan 3.000 orang Amerika, sebagian besar prajurit tewas karena wabah kuning yang mengerikan.
60 Tahun kemudian, di New Orelans mengalami wabah demam kuning, Katryn Olivarius seorang peneliti dari Universitas Stamford, California, AS mengatakan 150.000 orang tewas oleh demam kuning.
Namun, mereka yang sembuh dari demam kuning dan bertahan selama sisa hidupnya tanpa terinfeksi ulang, sangat berharga di pasaran sebagai tenaga kerja. Mereka dianggap dibabtis oleh 'Tuhan' untuk kedua kalinya.
Pada saat itu Amerika belum menghapus perbudakan, jadi diskriminasi rasial, juga terjadi antara mereka yang pernah terinfeksi demam kuning dan mereka yang pernah sembuh dari demam kuning.
Perusahaan ansuransi jiwa di Amerika, juga secara eksplisit menolak mereka yang mengajukan ansuransi jika belum pernah mengalami demam kuning.
Kebal terhadap penyakit mematikan itu, juga menentukan apakah mereka layak tinggal di perkotaan atau pedesaan, kemudian berapa gajinya, dan siapa yang bisa mendapatkan pinjaman kredit, serta mendapatkan pasangan hidup.
Dihadapkan pada diskriminasi yang mengerikan, banyak orang yang tinggal di Amerika menghasilkan solusi 'gila', mereka ingin terinfeksi demam kuning.
Banyak yang dengan sengaja ingin terinfeksi demam kuning, mereka hidup bersama dengan pasien atau orang yang meninggal karena demam kuning, di ruangan yang sempit dengan lingkungan yang kumuh.
Kebanyakan orang kulit hitam dijadikan alat propaganda oleh kaum rasis saat itu, mereka mengatakan bahwa orang kulit hitam lebih sehat dan tahan pada demam kuning, mereka dipilih Tuhan untuk melayani orang kulit putih.
Padahal faktanya, mereka yang berkulit hitam memiliki tingkat kematian tinggi, karena sedikit mendapat perawatan medis, namun jika mereka selamat nilainya akan sangat tinggi di pasar.
Penentang rezim rasis kemudian menyerukan, orang kulit hitam yang sembuh dari penyakit ini memiliki kesempatan sama dengan orang kulit putih.
Orang kulit putih ketakutan, sehingga mereka tidak berani keluar rumah untuk bekerja, sebagai gantinya orang kulit hitam keluar untuk melakukan bisnis, mereka tidak takut penyakit ini dijadikan alat untuk mengubah nasib mereka.
Menurut catatan sejarah sebanyak 400.000 orang Amerika meninggal dunia akibat demam kuning.
Para Pejabat tidak memiliki solusi untuk mengataasi epidemi ini, yang mereka lakukan adalah membuat lebih banyak orang terinfeksi, sehingga sisanya mereka yang kebal adalah yang selamat.
Epidemi ini berakhir dengan hembusan angin musim dingin yang menyebabkan sebagian besar populasi nyamuk musnah, saat ini vaksinnya juga sudah ditemukan, namun masih banyak yang meninggal akibat penyakit ini.