Advertorial

10.000 Kuburan Ditambah, Video Mengerikan dari Kuburan Massal Korban Corona di Iran Memicu Ketakutan akan Angka Kematian yang Sebenarnya, Akivis: 10 Kali Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Rekaman mengerikan dari keluarga yang berkabung di kuburan massal virus corona di Iran muncul di tengah kekhawatiran tentang jumlah korban.

Dilansir dari Daily Star, Selasa (28/4/2020), Rekaman yang diambil di pemakaman Behesht-e Zahra di Teheran menunjukkan deretan lubang kuburan yang kosong.

Tampaknya lubang-lubang itu bagian baru yang baru dibuat untuk para korban virus corona.

Dari rekaman dapat dilihat ada seorang pria terlihat berdiri di atas lahan kosong saat dia memandang ke cakrawala yang mengerikan.

Baca Juga: Biadab! Pesan GrabCar Tapi Tak Punya Ongkos Bayar Perjalanan, Keempat Wanita Ini Justru Berangus Driver dan Bunuh Ia di Tempat, ini Fakta Lainnya Mengenai Pelaku yang Masih di Bawah Umur

Pemakaman Behesht-e Zahra adalah kuburan terbesar Iran yang dapat menampung hingga 1,6 juta mayat.

Mojtaba Yazdani, wakil walikota Teheran mengatakan kepada kantor berita negara, IRNA, bahwa 10.000 kuburan tambahan dibangun dalam dimensi baru untuk korban virus corona.

Tetapi hanya ada 5.806 kematian yang dikonfirmasi di seluruh negara, dengan 91.000 yang terinfeksi.

Baca Juga: Sebelum 'Dikunci Dalam Gelap' Ratusan Tahanan Ini Dikumpulkan Terlebih Dahulu dan Berdesak-desakan, Direktur Amnesty Internasional: Merendahkan Martabat

Aktivis oposisi Iran - yang mengutip sumber-sumber lokal - khawatir jumlah kematian mungkin 10 kali lebih tinggi dari angka resmi yang dilaporkan pemerintah.

Dan Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya mengatakan jumlah kematian Iran bisa lima kali lebih tinggi mengingat metode pengujian mereka yang terbatas.

Rick Brennan, Direktur Operasi Darurat di WHO mengatakan: “Jumlah kasus yang dilaporkan hanya mewakili sekitar seperlima dari jumlah sebenarnya.

Baca Juga: Selain Korea Utara Inilah 15 Negara di Dunia yang Mengklaim Bebas dari Virus Corona, Tetapi Salah Satunya Menyimpan Kisah Memilukan di Baliknya

"Alasannya adalah bahwa pengujian, seperti halnya bahkan di beberapa negara Eropa yang kaya, terbatas pada kasus yang parah."

Pusat penelitian parlemen Iran mengatakan total resmi hanya menghitung mereka yang meninggal di rumah sakit dan yang dites positif terkena virus sebelum mereka meninggal - yang berarti jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Baca Juga: Bukannya Menakuti, Ilmuwan Ungkap Virus Corona Mustahil Untuk Diberantas, Jika Vaksinnya Tidak Ditemukan Inilah yang Akan Terjadi di Masa Depan

Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan, mengatakan kepada harian Aftab-Yazd setiap hari bahwa tingkat kematian virus corona "lebih tinggi di antara orang miskin".

Dia menjelaskan:

Baca Juga: Nilai Tukar Mata Uang Negaranya Anjlok dan Harga Makanan Melambung Tinggi, Demonstran Bakar Bank dan Lempar Granat ke Pasukan Keamanan, Tinggal Selangkah Menuju Kekacauan Total

"Mereka kurang memiliki akses ke perawatan kesehatan dan layanan medis.

"Dampak virus terhadap ekonomi akan lebih memengaruhi orang miskin."

"Mereka yang berisiko kehilangan pekerjaan dan mereka yang bekerja paruh waktu akan lebih menderita."

Baca Juga: Isi Kereta Kim Jong Un, Tempat Sang Tiran Ditemani Kippumjo Alias 'Brigade Budak Nafsu,' 20 Gerbongnya Menawarkan Ekses Mencolok Dinasti Kim

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait