Advertorial
Intisari-online.com - Sebagai wabah paling menular di muka bumi tampaknya wabah Covid-19 tidak bisa disepelekan.
Hal itu terbukti dengan jumlah kematian yang cukup tinggi di beberapa negara seperti Italia, dan Amerika.
Namun, tampaknya jumlah kematian kibat virus corona dengan jumlah tinggi juga terjadi di negara ini.
Negara yang awalnya tidak begitu disorot karena kasus virus corona, baru-baru ini mendadak heboh setelah menunjukkan proses pemakaman massal jenazah pasien Covid-19.
Menurut keterangan yang dikutip dari Daily Mirror pada Kamis (23/4/20), pemandangan mengerikan itu terlihat dari udara di pemakaman massal Brazil.
Angka resmi mengatakan, ada 2.400 kematian di negara Amerika Latin itu, tetapi ada kekhawatiran jumlahnya melebihi yang dilaporkan.
Diperkirakan kematian dan pemakaman massal itu tidak semuanya adalah pasien Covid-19.
Namun, mereka yang tewas, sebagian besar korban tidak pernah diuji jadi tidak bisa dipastikan penyebab kematiannya.
Dalam rekaman udara, tampak peti mati di jajarkan laiknya sebuah mobil parkir di lapangan uang sangat luas.
Padahal kenyataanya itu semua adalah mayat dalam peti mati yang siap untuk dimakamkan, secara massal.
Victor Batista seorang kerabat dari jenazah yang terlihat itu mengatakan, pamannya mungkin adalah korban Covid-19 namun dia tidak pernah diuji namun meninggal dengan tanda pneumonia.
Pemakaman massal itu dilaporkan adalah pemandangan di Vila Formosa di Sao Paulo.
Ulises Frutuoso seorang kerabat lain dari jenazah di pemakaman itu mengaakan, pamannya meninggal sebelum hasil tes Covid-19 keluar.
Para pekerja di pemakaman itu mengatakan, mereka yakin Covid-19 telah merengut nyawa lebih banyak daripada statistik resmi pemerintah.
Penguburan ini telah diperluas hingga 50 persen, sejak kasus pertama dilaporkan di Brazil pada Februari lalu.
Seorang penggali makam mengatakan, "Kami telah banyak mengubur orang, banyak yang tiba di sini sebelum mendapatkan hasil tes."
Sebuah laporan oelh surat kabar Brazil, Estadao mengklaim jumlah kematian yang dicatat akibat kegagalan pernapasan dan pneumonia meningkat 2.239 pada Maret 2020.
Sementara peneliti mengatakan, mungkin Jumlahnya mencapai 12 kali lebih banyak kasus virus corona yang dilaporkan secara resmi.
Jika diwujudkan dalam angka Brazil memiliki 38.000 kasus virus corona terkonfirmasi namun jumlah sebenarnya bisa berada pada jumlah 456.000.
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengecilkan risiko virus, dia mengatakan pandemi ini telah menciptakan iklim teror.
Seorang juru bicara untuk Nucleus Operasi dan Intelijen NOIS mengatakan, sulit untuk memperkirakan jumlah sebenarnya kematian.
Karena kecepatan penyebaran dan dikombinasikan dengan rendahnya jumlah tes yang dilakukan di Brazil.