Advertorial

Seakan Masih Kurang Puas dalam Menuduh China, Menlu Amerika Menuduh Beijing Sudah Hancurkan Sampel Virus Corona Agar Tidak Diketahui Dunia, 'Mana Sampel Awal?'

May N

Penulis

Sesneg Amerika Mike Pompeo menuduh China hancurkan sampel awal virus Corona sebelum beritahu dunia, juga merembet ke masalah lain
Sesneg Amerika Mike Pompeo menuduh China hancurkan sampel awal virus Corona sebelum beritahu dunia, juga merembet ke masalah lain

Intisari-online.com -Virus Corona jenis baru yang timbulkan penyakit Covid-19 telah menyulut bara panas dalam hubungan antara China dan Amerika.

Amerika saat ini menuduh China telah tidak transparan dalam memberitakan ada virus Corona jenis baru jauh sebelum virus tersebut menyebar.

Sementara China sendiri menampik semua tuduhan tersebut bahkan balik menuduh Amerika yang pertama kali menyebarkannya ke China lewat tentara Amerika yang bertugas di sana.

Donald Trump didukungMenteri Luar Negeri Mike Pompeo saat ini mengatakan perlu ada sampel virus Corona awal atau sampel dari pasien nol, untuk memahami evolusi virus ini.

Baca Juga: Tak Hanya untuk Kesenangan, Ternyata Ada Nilai-nilai Moral yang Terselubung dalam Permainan Perahu Jong Ini

Namun, tuntutan Mike Pompeo justru meluber kepada penahanan aktivis pro-demokrat Hong Kong dan insiden di Laut China Selatan.

Sudah jelas, kedua negara menunggangi pandemi ini untuk saling menjatuhkan.

Pada Rabu 22/4/2020, Mike Pompeo menuduh Beijing telah hancurkan sampel novel coronavirus yang mereka kumpulkan saat wabah itu merebak pertama kali di China.

Ia mengatakan pemerintah China harusnya membagikan lebih banyak data untuk membantu tenaga medis di manapun memahami patogen penyebab Covid-19.

Baca Juga: Yang Lain Berjuang Lawan Covid-19, AS dan Iran Malah Saling Serang di Laut Arab Utara, Trump: Tembak Saja Setiap Kapal Iran!

"Kami sangat yakin jika Partai Komunis China tidak melaporkan wabah virus Corona baru tepat waktu kepada WHO," ujarnya dalam briefing Rabu di Washington.

"Bahkan setelah CCP (Partai Komunis China) memberitahu WHO mengenai wabah itu, tidak semua informasi mereka bagikan.

"Justru mereka menutupi betapa berbahayanya penyakit ini," lanjutnya.

"Mereka tidak laporkan adanya penularan antar manusia selama sebulan sampai akhirnya virus ituada di semua provinsi di China.

Baca Juga: Mau Dikasih Sembako, Polisi Malah Temukan Kakak Beradik dalam Kondisi Kelaparan, Tak Makan 2 Hari dan Tubuh Kurus Kering

"Mereka menutup mulut siapa saja yang berusaha peringatkan dunia mengenai wabah ini, dan hancurkan sampel yang bisa menjadi bukti bahwa ada virus baru yang berbahaya.

"CCP masih tidak membagikan sampel virus dini dari China kepada seluruh dunia sampai sekarang, membuat sulit untuk melacak evolusi penyakit ini."

Perwakilan WHO juga datang untuk mengkritik dalam briefing itu ketika John Barsa, pejabat administrator untuk Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengatakan bahwa investigasi WHO akan "mencakup semua cara pertanyaan operasi manajemen".

USAID berperan dalam membagikan alat kesehatan dari Amerika untuk WHO dan negara lainnya.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Presiden Jokowi Terus Berjuang demi Kepentingan Rakyat Indonesia, 'Percayalah Kepada Pimpinanmu'

"Banyak pertanyaan terkait manajemen WHO, bagaimana mereka mengoperasikan anggota yang kompeten dalam aksi mereka," ujar Barsa.

Donald Trump umumkan niatnya untuk menunda pendanaan WHO dari Amerika pada 14 April lalu, menunda review 3 bulan, dan menuduh WHO "melakukan penanganan yang sangat salah dan menutupi penyebaran virus Corona".

Pihak China pun memberikan tanggapan mereka mengenai pernyataan menuduh dari Mike Pompeo.

Perwakilan Kedutaan Besar China di Washington mengirimkan interaksi antara Kementerian Kesehatan Beijing dan Amerika mengenai penyebaran virus ini.

Baca Juga: Kabar Buruk Bagi Semua Negara, 'Meratakan' Kurva Bentuk Penyebaran Covid-19 Tidak Akan Menghentikan Penyebaran Virus Corona, Mengapa Demikian?

"China mulai informasikan Amerika mengenai wabah pneumonia dan respon penanganan skala normal" pada 3 Januari 2020, menurut garis waktu tersebut.

Ma Xiaowei, kepala Komisi Kesehatan Nasional China telah "berbicara lewat telepon dengan Sekretaris Kesehatan Rakyat Amerika Alex Azar mengenai pencegahan dan penanggulangan mengenai wabah virus Corona" pada 27 Januari 2020.

Kedutaan Besar juga tunjuk wawancara dengan Duta Besar China untuk Washington Cui Tiankai yang diliput oleh Bloomberg News pada Selasa, yang sebutkan jika Cui menuduh pihak Amerika mengabaikan saran oleh para ilmuwa China untuk terus-terusan menuduh China.

Dubes tersebut menandai hal tersebut setelah Trump katakan Beijing mungkin "secara bertanggung jawab tahu" mengenai pandemi itu.

Baca Juga: Rupanya Tidak Hanya Senjata Biologis, Virus Corona Juga Disebut Berkaitan dengan 5G dalam Berbagai Teori Konspirasi Sesat Bin Aneh ini

WHo telah memberikan respon, ingatkan jika mereka juga telah diingatkan oleh anggotanya di China mengenai penyebaran virus Corona baru di negara tersebut.

Komentar Pompeo menjadi kedua kalinya dalam seminggu mengenai tuduhannya agar Beijing lebih transparan menangani Covid-19.

Rabu pekan lalu, dalam pembicaraan lewat telepon dengan Yang Jiechi, diplomat top China dan direktur kantor Partai Komunis untuk hubungan internasional, ia menekan penanganan penuh China untuk virus Corona.

Selain tuduhan memojokkan, Pompeo juga membahas isu lain yang juga menyulut bara api antara Amerika dan China.

Baca Juga: Himbauan Menaker: Perusahaan Harusnya Panggil Kembali Pegawai yang Terkena PHK Setelah Pandemi Selesai

Isu yang ia bahas yaitu penangkapan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong dan insiden di Laut China Selatan.

Pompeo sebut Beijing selama ini sedang "eksploitasi fokus dunia kepada Covid-19" untuk menghilangkan perhatian dunia kepada kedua masalah yang ia sebutkan.

"Di tengah meningkatnya upaya Beijing untuk mengikis otonomi (Hong Kong), otoritas penegak hukum telah menangkap aktivis pro-demokrasi, termasuk Martin Lee (Chu-ming) yang berusia 81 tahun," katanya.

Minggu lalu, polisi Hong Kong menangkap setidaknya 15 aktivis pro-demokrasi dalam sebuah serangan, yang menangkap Lee dan Jimmy Lai Chee-ying yang berperan penting dalam protes anti pemerintah tahun lalu yang tidak disetujui oleh polisi.

Baca Juga: Pilu, Sekeluarga ini Dibacok Oleh Sosok Tidak Dikenal, Korban Sampai Merayap Bermandikan Darah Agar Selamat dan Ajaibnya 1 Balita Selamat

Lee adalah sosok "ayah demokrasi" senior oleh para tawanan pro-demokrasi saat ia dirikan Partai Demokrat Hong Kong pada 1994.

"Kita juga melihat CCP lakukan tekanan militer kepada Taiwan dan lakukan tindakan nakal seperti tenggelamkan kapal ikan Vietnam," ujar Pompeo.

Pada 3 April lalu, kapal penangkap ikan Vietnam dengan 8 kru tenggelam setelah berhadapan dengan penjaga pantai China dekat Pulau Paracel.

Menteri Luar Negeri Vietnam mengatakan kapal itu telah ditenggelamkan oleh kapal China.

Baca Juga: Serba Serbi Puncak Hujan Meteor Lyrids di Langit Indonesia, Apa itu Meteor Lyrids?

Penjaga pantai China mengklaim jika kapal penangkap ikan tersebut telah memancing secara ilegal berdekatan dengan Pulau Paracel yang mereka klaim sebagai teritori China, dan menolak meninggalkannya meski sudah diperingatkan berkali-kali.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait