Advertorial

Buktikan Ancaman 'Tembak Mati' Warganya yang Ngeyel Diatur, Satu Orang di Filipina Ditembak Mati Setelah Menolak Pakai Masker

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pernyataan itu bukan ancaman semata, karena menurut sebuah laporan sudah ada satu orang yang ditembak mati di Filipina.
Pernyataan itu bukan ancaman semata, karena menurut sebuah laporan sudah ada satu orang yang ditembak mati di Filipina.

Intisari-online.com - Wabah virus corona telah menyebar ke seluruh dunia, banyak negara membuat peraturan untuk melakukan pencegahan.

Salah satuperturan tegas dilakukan oleh pemerintah Filipina, presiden Rodrigo Duterte telah mengungkapkan tak segan menembak mati warganya yang ngeyel diatur.

Dia mengatakan, daripada satu orang membuat masalah, lebih baik dia dikubur.

Tampaknya pernyataan itu bukan ancaman semata, karena menurut sebuah laporan sudah ada satu orang yang ditembak mati di Filipina.

Baca Juga: Beda Jauh, Beginilah Kepribadian Kim Jong Un Semasa Sekolah, 'Dia Lucu, Suka Main PS, hingga Pernah Bawa Majalah Dewasa'

Menukil Daily Mirror pada Senin (6/4/20) seorang pria ditembak mati setelah di marahi petugas kesehatan karena menolak menggunakan masker.

Pria berusia 63 tahun itu mengamuk, setelah diperingatkan oleh petugas kesehatan di kota Nasipit, di selatan negara itu.

Menurut keterangan pria tersebut diduga sedang mabuk, lapor Al Jazeera.

Saat diperingatkan pria tersebut mengambil sebuah sabit, dan mulai mengancam petugas, di pos pemeriksaan virus corona negara setempat.

Baca Juga: Hasrat YOLO dan FOMO di Kalangan Anak Muda Memang Susah Ditahan Tapi Bisa Hasilkan Uang dari Hal Tersebut

"Tersangka sudah diperingatkan oleh petugas medis, karena tidak mengenakan masker," kutip laporan itu.

"Tapi tersangka marah, dan mengucapkan kata-kata provokatif dan akhirnya menyerang personil dengan menggunakan sabit," terangnya.

Seorang petugas polisi menembak mati dia setelah dilaporkan berusaha menenangkannya.

Kematian itu dilaporkan sebagai pembunuhan pertama terkait dengan virus corona di negara itu.

Sebelumnya presiden Rodrigo Duterte sudah memberikan peringatan keras melalui konferensi pers yang sudah tersiar ke masyarakat.

Dlam pidato yang disiarkan oleh televisi Filipina minggu lalu.

Baca Juga: Diduga Dituduh Mencuri, Seorang Transgender Tewas Dibakar Hidup-hidup: Awas, Pelaku yang Main Hakim Sendiri Bisa Dipenjara 12 Tahun!

Rodrigo Duterte mengatakan, sangat penting bagi semua orang untuk bekerja sama dan mengikuti lagkah-langkah karantina di rumah.

Dia juga mengtakan, menyalahkan pekerjaan tenaga medis adalah kejahatan serius dan tidak akan ditoleransi.

"Ini semakin buruk, jadi sekali lagi saya memberi tahu Anda, betapa seriusnya masalah ini dan Anda harus mendengarkannya," kata Duterte Rabu (1/4).

"Perintahku pada polisi militer, jika ada masalah dan ada kesempatan mereka melawan dan membahayakan nyawamu, tembak mereka sampai mati," tambahnya.

"Apakah itu bisa dipahami? Mati, alih-alih menyebabkan masalah, aku akan menguburkanmu," singkatnya.

Meski tindakannya dinilai tegas untuk mengatur orang-orang di tengah wabah virus corona, Amnesty Internasional itu sangat mengkhawtirkan.

Baca Juga: Efek Samping Tak Terduga Saat Vaksin Virus Corona Disuntikkan ke Tubuh Relawan, Langsung Demam hingga Ada yang Diare

Meraka yang mengikuti laporan mengatakan hukuman tidak manusiawi juga diberlakukan bagi pelanggar karantina, mereka akan ditahan di kandang anjing, dan duduk berjam-jam dibawah sinar matahari.

Sementara itu di Filipina, sudah ada 3.660 kasus virus corona yang dikonfirmasi, jumlah kematiannya mencapai angka 414 orang.

Artikel Terkait